User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index


Pasangan Berada Yang Berkarya Amal Cinta Kasih

Banyak orang kudus yang menikah berasal dan keluarga raja atau bangsawan yang kaya raya. Meskipun demikian tidak jarang mereka tetap hidup Sederhana dan bahkan rela meninggalkan kesemarakan hidup mewah kerajaannya demi cinta dan pengabdian mereka kepada Allah. Banyak pula di antara mereka berbuat amal cinta kasih dengan membangun rumah sakit, sekolah, lembaga sosial atau biara religius untuk merawat orang-orang yang miskin dan tidak mampu.

S. Henry II dan S. Kunegunde yang hidup pada abad sepuluh adalah pasangan suami istri yang sangat saleh dan banyak melakukan karya cinta kasih. Sebagai seorang raja Henry II, yang dijuluki juga sebagai ‘Sang Jagoan karena keberaniannya di medan perang, berjasa besar bagi persatuan dan pembaruan Gera di Hungaria. Dengan semangat memerintah demi kemuliaan Tuhan, ia banyak mendirikan gereja dan tunduk pada takhta kepausan. Bersama dengan istrinya, Henry menjadi sahabat para orang sakit dan miskin serta orang-orang kusta.

Suatu saat dikisahkan bahwa orang-orang, dalam usaha meretakkan hubungan Kunegunde dengan suaminya, menyebarkan fitnah atas Kunegunde. Meskipun kemikian wanita kudus mi bahkan berani mengajukan tantangan untuk diuji kejujuran dan kemurnian dirinya dengan berjalan lewat api. S. Kunegunde dijadikan pelindung bagi negara Polandia dan Lithuania oleh Paus Clemens XI. Sesudah kematian suaminya, ia menjual segala miliknya dan memberikan hasilnya kepada orang miskin dan menghabiskan sisa hidupnya dalam sebuah komunitas religius. Ia juga dihormati sebagai santa pelindung anak-anak sakit keras.

Orang kudus lain yang cukup terkenal adalah S. Elisabet dan Hungaria. Ia sangat dermawan kepada orang miskin sehingga tidak disenangi oleh bangsawan lainnya. Dikisahkan bahwa suatu ketika, saat ia mau membagi-bagikan makanan kepada orang miskin, ia ditanyai oleh suaminya apa yang ada dalam bungkusan yang dibawanya. Setelah menjawab, “Bunga mawar,” terjadilah keajaiban. Bungkusan tersebut benar-benar penuh berisi bunga mawar yang segar meskipun saat itu bukan musimnya. Setelah kematian suaminya, Pangeran Ludwig, akibat penyakit pes selama perjalanan menuju perang salib, S. Elisabet harus mengalami banyak penderitaan. Ketika ia sedang mengandung anaknya yang keempat ia diusir oleh keluarganya. Meskipun setelah itu ia diminta kembali ke istana, rupanya S. Elisabet telah berkeputusan untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya bagi orang miskin. Setelah menitipkan anak-anaknya kepada orang yang terpercaya, ia menanggalkan pakaian ningratnya dan menggantinya dengan jubah biarawati ordo ketiga S. Fransiskus. Pesta Santa Elisabet diperingati pada tanggal 17 Nopember.

Anton le Gras dan Luissa de Marillac adalah pasangan ningrat yalig hidup pada abad ke 16. Namun gaya hidup mereka berlainan dengan kawan-kawan mereka yang selalu memburu hidup enak saja. Luissa bersama suaminya sangat menaruh perhatian pada orang-orang miskin dan membantu orang yang ditimpa kesulitan. Sesudah suaminya meninggal dan kedua anaknya dewasa, Luissa rajin membantu S. Vinsensius de Paul dengan mengumpulkan dan melatih wanita-wanita yang bersedia meringankan beban orang sakit, yatim piatu, penderita kelaparan dan gelandangan. Luissa Selanjutnya meninggalkan cara hidup kaum elite menjadi pelopor serikat Putri Kasih dan mencurahkan seluruh tenaganya pada perbuatan amal sampai wafatnya. Pesta peringatannya dirayakan pada tanggal 15 Maret.

Dalam abad ke 17, S. Yohana Fransiska de Chantal menikah dengan seorang perwira muda terdidik dan sangat religius bernama Baron de Chantal. Setelah suaminya meninggal dalam suatu kecelakaan, ia membagi-bagikan harta kekayaannya kepada orang miskin dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk berdoa dan bermatiraga. Berkat bimbingan Bapa Rohaninya, S. Fransiskus de Sales, ia bersama-sama membangun ordo Visitasi. Gereja memperingati pestanya pada tanggal 12 Desember.

Meskipun harus membesarkan tujuh anak, tidaklah menjadi halangan bagi Santa Hedwig dan suaminya, Pangeran Silesia, untuk tetap melayani Tuhan. Bersama suaminya, S. Hedwig mendirikan beberapa ordo religius. Demikian juga dengan S. Margaret dan Skotlandia yang bersuamikan raja Malcolm memiliki delapan anak dan salah satunya kemudian menjadi S. David. S. Brigita, ratu dan Swedia, merupakan ibu dan delapan anak. Setelah ditinggal mati suaminya, ia mendirikan ordo Penyelamat Maha Kudus, dimana salah satu anaknya kemudian han menjadi salah satu anggotanya yaitu S. Katarina.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting