User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Saya hanya dapat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang begitu mencintai dan mengasihi saya. Tuhan telah menyembuhkan saya dari virus binatang yaitu ‘Virus Stopasmosis’ yang belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Hanya Tuhan saja yang dapat menyembuhkan penyakit yang sudah parah itu dalam diri saya. Saya mau membagikan pengalaman kasih Tuhan ini, dimana Dia menyembuhkan saya dari penyakit itu.

Menurut keterangan dokter yang memeriksa saya bahwa penyakit itu sudah ada ketika saya masih berada dalam kandungan ibu saya. Virus itu seperti virus yang ada pada binatang-binatang, misalnya: kucing, anjing, dll. Virus Stopasmosis itu , biasanya menyerang otak, mata, jantung dan tulang. Dan virus yang ada pada saya itu adalah virus yang menyerang mata. Bila virus itu aktif, saya sangat menderita kesakitan. Penyakit saya ini belum dapat diobati. Tetapi Tuhan yang mahakuasa mampu menyembuhkan apa yang saya derita itu.

Saya merasakan kesakitan akibat virus tersebut ketika saya masih usia satu tahun dan hal itu berlanjut terus tiap dua tahun sekali yaitu pada umur ganjil; umur satu tahun, tiga tahun, lima tahun, dst. Bila virus itu aktif, bagian mata saya timbul bintik-bintik yang besar, kadang terasa sakit sekali. Mata menjadi kabur sehingga tidak dapat melihat dengan jelas walaupun dalam jarak pandang dekat. Saya sempat mengalami kebutaan ketika virus itu mulai aktif. Orang tua saya sudah berusaha mengobati saya kemana-mana; kepada dokter spesialis mata, ahli virus. Dokter-dokter yang ada di Indonesia tidak mampu mengobatinya. Saya pernah berobat ke luar negeri; Singapura, Perancis dan di tempat lain di mana titel dokternya sudah Profesor dalam bidangnya. Namun mereka juga mengatakan bahwa penyakit yang disebabkan ‘Virus Stopasmosis’ itu belum ada obatnya sampai sekarang. Bahkan pernah bapak saya mendesak seorang profesor yang ahli bagian mata, supaya mengusahakan penyembuhan saya berapa pun biayanya akan dibayar. Akan tetapi ia tidak mampu membantu untuk pengobatan penyakit saya. Dia hanya mengatakan bahwa virus itu akan terus berkembang dan pada umur sebelas tahun akan lebih parah dan rawan, karena masa puber dan menstruasi serta hormon dan gen akan berkembang. Jadi kalau kambuh akan lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Kemudian kami kembali ke Jakarta. Kami hanya pasrah kepada Tuhan.

Suatu hari, teman ibu saya mengatakan, mengapa tidak mencoba penyembuhan ke Romo Yohanes? Karena di Paroki Santa Anna, Romo Yohanes mau mengadakan KRK (Kebangunan Rohani Katolik) dan misa penyembuhan. Waktu itu saya berumur sebelas tahun dan menurut dokter, akan kambuh yang paling parah, kemudian teman ibu saya mengatakan, coba mengikuti misa penyembuhan di Gereja Santa Anna. Saat itu tahun 1987. Saya dan ibu mengikuti acara tersebut. Waktu KRK tersebut, umur saya masih berumur sebelas tahun, masih senang-senang mendengar lagu-lagu rohani, asal ikut saja, karena saya tidak tahu apa yang saya lakukan nanti dan doa hanya begitu-begitu saja. Waktu misa berlangsung saya senang sekali untuk ikut bernyanyi bersama, memuji Tuhan. Bagi saya, baru pertama kali mengikuti misa penyembuhan karismatik. Saya mengalami sukacita dan kegembiraan. Saya tidak memikirkan penyakit yang ada pada diri saya, pokoknya senang, karena saya tidak tahu harus berdoa apa dalam misa penyembuhan itu, hanya ikut-ikutan saja. Dan saya duduk paling belakang.

Setelah komuni ada doa-doa penyembuhan yang dipimpin oleh Romo Yohanes. Pada waktu doa penyembuhan itu, Tuhan menjamah saya dan ada suatu nubuat dari Romo Yohanes yang mengatakan, “Di sini ada seorang anak kecil yang berumur sebelas tahun, sedang dijamah oleh Tuhan mata sebelah kanannya.” Lebih lanjut Romo mengatakan, bersyukurlah kepada Tuhan atas penyambuhan-Nya. Ketika saya mendengar apa yang dinubuat oleh Romo Yohanes, dengan spontan saya katakan kepada ibu saya bahwa yang disembuhkan itu adalah saya. Ibu saya terbengong-bengong mendengar ungkapan saya yang polos dan penuh kenyakinan yang mengatakan bahwa saya disembuhkan. Ibu saya terharu mendengar apa yang saya katakan itu. Saya melihat ibu meneteskan air mata. Waktu ada nubuat itu, saya mengalami panas pada bagian mata sebelah kanan dan sepertinya sedikit merah. Dan puji Tuhan, kuasa-Nya menyembuhkan mata saya dari ‘Virus Stopasmosis’ yang belum ada obatnya itu. Apa yang dikatakan dokter bahwa pada umur sebelas tahun akan lebih parah dan akan kambuh yang lebih besar, tetapi setelah penyembuhan itu, puji Tuhan tidak terjadi apa-apa pada diri saya. Virusnya sudah hilang dan saya sembuh total. Dulunya tiap dua tahun sekali virusnya aktif namun setelah penyembuhan itu tidak aktif lagi. Saya betul-betul sudah sembuh. Sekarang umur saya sudah 26 tahun. Dari umur sebelas tahun sampai 26 tahun tidak pernah timbul lagi penyakit itu. Bahkan mata saya sangat baik sakali, saya tidak memakai kaca mata. Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas kasih-Nya, atas kuasa-Nya dan atas penyembuhan-Nya

Setelah kami cek kembali ke dokter, dia meneguhkan penyembuhan itu, dan dokter itu mengatakan, “Memang secara medis penyakit itu tidak mungkin sembuh dan harus selalu dicek kembali pada umur-umur ganjil.” Setelah penyembuhan itu, tiga kali kami mengeceknya ke dokter yaitu umur 12 tahun, 13 tahun dan 15 tahun. Rupanya penyakit itu betul-betul tidak ada lagi dan saya sudah sembuh total. Setelah penyembuhan itu, iman saya semakin bertumbuh, demikian juga dengan keluarga kami. Kami lebih percaya kepada Tuhan.

Sejak penyembuhan tahun 1987 itu, tahun berikut kami datang ke tempatnya Romo Yohanes di Pertapaan Shanti Bhuana, untuk mengikuti misa pada hari Minggu. Sampai sekarang kami sering datang ke Lembah Karmel. Kami berterima kasih kepada Tuhan. Selain itu saya sendiri sudah mengikuti retret awal, retret penyembuhan batin dan retret lainnya bersama ibu dan keluarga. Saya boleh mengalami rahmat Tuhan dan kasih-Nya yang begitu besar. Saya merasakan damai, sukacita dan kebahagian bila ikut misa di Lembah Karmel, boleh merasakan kuasa Roh Kudus dalam hidup saya. Kerinduan pada Tuhan semakin terasa, sehingga selain ikut misa, saya juga tiap hari membaca Kitab Suci, Doa Yesus. Damai Tuhan sungguh-sungguh saya rasakan, saya bisa lebih tenang dan betul-betul ‘plong.’ Terima kasih Tuhan atas apa yang telah saya alami, hanya syukur dan pujian yang dapat saya naikkan kepada-Mu atas kasih dan cinta-Mu kepada saya.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting