User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Pada tanggal 20-22 Juni akan diadakan Retret Penyembuhan Batin. Entah kenapa, ada dorongan dalam hati saya untuk mengikuti retret ini. Namun saya juga merasa bimbang karena pada tanggal 21 Juni adalah hari ulang tahunku, yang biasanya saya rayakan bersama teman-teman. Namun dorongan itu terasa kuat sekali. Tepat empat hari sebelum retret dimulai, saya tidak mempunyai uang sedikit pun. Tiba-tiba tanpa disangka-sangka seorang sahabat saya memberikan kartu ATM-nya beserta nomor PIN-nya kepada saya, supaya saya dapat mengambil uangnya. Saya merasa peristiwa semacam ini jarang terjadi. Dia begitu mempercayai saya dan rela memberikan uangnya kepada saya walaupun dia sendiri sebenarnya masih membutuhkan. Inilah hadiah ulang tahunku yang pertama yang diberikan Yesus kepadaku melalui sabahatku.

Pada hari retret yang pertama, saya memohon kepada Yesus demikian: "Yesus, aku meminta hadiah dari-Mu untuk hari ulang tahunku besok." Lalu sekonyong-konyong saya mendengar Ia menjawab: "Apa yang engkau inginkan?" Kemudian saya menjawab: “Nyatakanlah kehendak-Mu dalam diriku.” Tuhan benar-benar memberikan hadiahnya pada saya. Melalui session-session yang diberikan, saya merasa Tuhan mulai membentuk saya. Mulai dan Doa Yesus, Misa Kudus, pembasuhan kaki, dan doa-doa penyembuhan batin, Yesus memberikan anugerah dan mujizat-Nya kepada saya. Yesus menyatakan banyak hal dalam hatiku dan saya mengungkapkan seluruh isi hatiku kepada-Nya.

Kemudian melalui doa-doa dan sabda-sabda ternyata saya baru tahu bahwa saya mempunyai luka batin yang disebabkan karena penolakan orang tua dan sekeliling saya sejak dalam kandungan. Hal ini secara tidak sadar mempengaruhi sikap saya hingga saat itu. Saya banyak mengalami kekecewaan dan penderitaan, hingga pemah suatu hari saya kabur dan rumah dan mau bunuh diri. Sikap saya galak, cenderung untuk menolak kasih dan orang lain, dan sulit berkomunikasi dengan orang banyak. Saya membenci mereka semua, saya curiga terhadap semua orang dan tidak mempercayai siapa pun. Saya takut mengalami kekecewaan lagi sehingga secara tidak sadar saya membentengi diri dengan bersikap memusuhi dan menghindar terlebih dahulu. Namun pada retret kali ini saya merasa kasih Yesus menguasai hidupku, bukan hanya hatiku. Yesus memberikan kekuatan kepada saya untuk mengasihi dan mengampuni mereka semua yang telah melukai saya.

Pada waktu itu juga saya mengalami ‘kelahiran baru’. Saat saya berdoa mohon Roh Kudus untuk memenuhi diriku, saya seakan-akan melihat cahaya menyinari wajahku dan saya melihat diriku tertidur dalam palungan. Lalu kulihat kedua orang tuaku ada di sana bersama dengan Maria dan Yosef. Saya tidak melihat Yesus, tetapi kehadiran-Nya, pelukan-Nya yang hangat, serta kasih-Nya dapat kurasakan. Ketika itu juga ada seorang suster yang bernubuat (kurang lebih berbunyi demikian): “Jangan takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Oleh karena itu engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku mengasihi engkau.” Seketika itu rasa sukacita dan damai menyelimuti saya. Tak terasa air mata turun membasahi pipiku. Yesus, temyata Engkau menghendaki kehadiranku di dunia ini dan saya adalah kepunyaan-Mu.

Walaupun saya merasa banyak orang menolak saya, namun Engkau menghendakiku. Terima kasih Yesus. Sabda ini diteguhkan kembali ketika saya membaca Yesaya 43. Betapa meluapnya hatiku dengan sukacita. Saya tersungkur di hadapan Yesus, “Betapa Engkau mencintai aku.” Aku mengalami penyembuhan. Inilah hadiah ulang tahunku yang kedua dan Tuhan Yesus. Pada hari terakhir retret, saat Doa Yesus, kembali Yesus menjamah saya. Pada waktu seorang suster mendoakan saya, tiba-tiba bagian bawah perut saya terasa sakit sekali. Saya menahan, tapi rasa sakit tak kunjung hilang. Dalam imajinasi, saya merasa seperti bayi dalam kandungan, saya tidak bisa bergerak dan seluruh badan saya terasa sakit sekali. Sekonyong-konyong saya merasa ada kuasa yang menjamah saya dan memenuhi saya dengan kasih. Pada saat itu kembali saya diteguhkan bahwa saya telah disembukan dan segala luka-luka saya.

Mulai dan hari itu, saya baru benar-benar bisa merasakan kasih dan sesama saya. Pertama-tama melalui beberapa orang ibu dari berbagai kota, yang mengikuti retret bersama saya, dan teman-teman saya memberikan perhatiannya kepada saya. Ada satu pengalaman yang sangat mengesankan. Pada waktu makan pagi, saya makan disuapi oleh seorang teman saya karena tangan saya kram dan tidak bisa memegang sesuatu. Saya bahagia sekali sekaligus merasa terharu atas perhatian mereka itu. Sepulang dan retret ada satu kejutan lain menungguku, tiba-tiba adik, mama, dan papa saya —yang selama ini tidak pernah memperhatikan saya— memberikan kado ulang tahun kepadaku. Bagi saya ini adalah suatu mujizat. Bukan nilai dan hadiah itu yang mengharukanku, tapi perhatian dan kasih sayang yang mereka berikan kepada saya. Langsung saya memeluk mama dan berkata: “Mama, Yenny sayang mama.” Sejak saat itu saya merasa semua orang di sekitar saya sungguh-sungguh mencintai saya. Begitu juga dengan teman-teman saya. Saya menelepon mereka semua untuk saling memaafkan. Terima kasih Yesus, karena Engkau memberikan hadiah ulang tahun yang sungguh berarti bagiku.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting