User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

St-Kevin

Masa kecil dan remaja

            Santo Kevin lahir pada tahun 498 di Leinster (sekarang bernama West Wicklow), Irlandia. Kelahirannya merupakan suatu tanda penggenapan nubuat St. Patrick di mana ia akan menjadi pewarta kabar gembira di Irlandia, sebelah selatan Dublin. Ayahnya bernama Coemlog dan ibunya bernama Coemell, mereka adalah orang yang baik dan saleh hidupnya. Menurut tradisi, ada suatu keajaiban terjadi saat hari kelahirannya, yaitu salju yang turun di saat kelahirannya langsung mencair begitu jatuh di sekitar rumahnya.

Santo Kevin dibaptis saat masih bayi. Kejadian unik terjadi saat pembaptisannya. Seorang malaikat menampakkan diri dan mengatakan kepada kedua orang tuanya agar memberi nama “Kevin” kepadanya. Santo Cronan, imam yang membaptisnya, mengatakan, “Ini pastilah seorang malaikat Allah, dan sebagaimana ia diberi nama, maka demikianlah ia akan dipanggil.” Maka ia dibaptis dengan nama Kevin, atau Coemgen dalam bahasa Irlandia, yang artinya dia yang kelahirannya diberkati atau dia yang dilahirkan dengan baik. Menurut tradisi, St. Kevin adalah orang pertama dalam sejarah yang menyandang nama Kevin.

            Masa kecilnya diwarnai dengan orang-orang yang tidak menyukainya dan orang-orang dengan temperamen yang buruk. Meskipun demikian, ia sangat menyukai binatang-binatang. Pada usia tujuh tahun, orang tuanya mengirimnya ke sebuah biara di Cornwall yang dikepalai oleh Santo Petroc. Selama lima tahun ia dibimbing oleh Santo Petroc. Tiga tahun berikutnya, sebelum menerima jubah kebiaraan, ia belajar Kitab Suci dengan bimbingan Dogain, Lochan, dan Enna (murid-murid Santo Petroc).

            Suatu hari pada hari pertama dalam masa prapaskah, Kevin pergi ke hutan untuk berdoa. Di hutan tersebut ia berlutut dan merentangkan kedua tangannya untuk berdoa. Lalu ada seekor burung hitam yang hinggap di telapak tangannya dan membuat sebuah sarang di atas tangannya tersebut. Agar tidak mengganggu burung tersebut maka ia memutuskan untuk tidak bergerak sama sekali. Selama masa prapaskah itu, ia diberi makan oleh burung hitam tersebut dengan buah beri dan kacang-kacangan. Pada akhir masa prapaskah, burung hitam tersebut pergi meninggalkan sarangnya dan Kevin kembali ke biaranya pada peringatan Paskah.

Masa dewasa – masa pengasingan diri

            St. Kevin belajar untuk menjadi seorang imam di Cell na Manach (Killnamanagh). Ia merupakan murid dari Santo Eonagh. Kemudian ia ditahbiskan menjadi seorang imam oleh Uskup Lugidius. Setelah menerima tahbisan imam tersebut, selama tujuh tahun ia memilih untuk hidup seorang diri sebagai seorang pertapa. Ia tinggal dan hidup di sebuah gua di Glendalough yang ditunjukkan oleh seorang malaikat kepadanya. Ia hidup sangat dekat dengan alam sekitarnya. Bahkan tak jarang ia sering dikelilingi oleh binatang-binatang darat dan burung-burung.

            Dalam kesendiriannya itu, ia banyak meluangkan waktu untuk berdoa dan melakukan banyak penyangkalan diri, seperti tidur di atas batu, memakai pakaian dari kulit binatang, dan hanya makan ikan dan sayur-sayuran. St. Kevin sangat menjunjung tinggi keheningan dan kesunyian.

            Bahkan di tengah kesunyian tersebut, tak jarang ia seolah mendengar ranting-ranting dan daun-daun di pohon menyanyikan suatu lagu yang indah untuknya. Dan musik-musik surgawi ini selalu menemaninya. Hal inilah yang membuatnya belajar memainkan harpa yang nantinya akan membantunya dalam menyusun aturan-aturan dalam pertapaannya.

            Suatu ketika pada musim dingin, ia berdoa di pinggir danau Glendalough. Secara tidak sengaja ia menjatuhkan brevirnya (buku ibadat harian) ke dalam danau. Lalu seekor berang-berang muncul dari dalam danau tersebut dengan membawa brevirnya tanpa suatu kerusakan apapun. Selain itu, berang-berang tersebut juga sering muncul dengan membawakan ikan untuknya saat ia berkunjung ke danau tersebut untuk berdoa.

            Kehidupannya di dalam ketersembunyian dan keterasingan ini akhirnya diketahui oleh orang lain. Suatu saat ada seorang petani bernama Dima menemukan tempat tinggal St. Kevin. Waktu itu Dima sedang mencari tahu penyebab mengapa sapinya tiba-tiba selalu menghasilkan susu dalam jumlah banyak setelah dilepaskan di padang rumput. Lalu ia mengikuti sapinya setelah dilepaskan di padang rumput. Ternyata sapi tersebut pergi ke gua tempat St. Kevin. Di sana sapi tersebut menjilat pakaian dan kaki St. Kevin saat ia sedang berdoa. Saat melihat hal tersebut, maka takjublah ia dan berlutut dengan penuh keheranan. Melihat hal ini, St. Kevin langsung mengangkat Dima. Setelah itu, St. Kevin mengajar Dima tentang Kristus dan Kitab Suci. Mendengar semua pengajaran St. Kevin tersebut, Dima meminta St. Kevin untuk keluar dari pengasingan dirinya dan mulai mengajar keluarganya tentang Kristus. Untuk mempertimbangkan usul Dima ini, St. Kevin berdoa selama satu hari penuh. Lalu St. Kevin mendapatkan bahwa ini adalah kehendak Tuhan yang menginginkan dia untuk kembali ke masyarakat dan menyebarkan kabar sukacita tentang Kristus. Lalu St. Kevin mulai mengajar keluarga Dima. Namun rupanya banyak keluarga lain yang meminta pengajarannya juga. Dari sinilah mulai bermunculan orang-orang yang mau menjadi muridnya. Melihat betapa pentingnya hal ini, St. Kevin memutuskan untuk mendirikan sebuah pertapaan di Glendalough.

Pendirian pertapaan

            Rupanya keinginannya untuk mendirikan pertapaan ini tidaklah semudah yang dibayangkan sebelumnya. Raja O’Toole, seorang yang belum mengenal Kristus, tidak mengizinkan St. Kevin untuk mendirikan pertapaan. Alasan raja ini tidak mengizinkan St. Kevin mendirikan pertapaan di tempatnya adalah karena raja tersebut sedang merasa sangat sedih karena banyak dari angsa peliharaan yang sangat disayanginya, lambat laun menjadi tua dan lemah sehingga tidak dapat terbang lagi.

            Namun setelah mendengar kesucian hidup St. Kevin, Raja O’Toole meminta St. Kevin untuk datang ke kerajaannya. Raja O’Toole meminta agar St. Kevin menyembuhkan angsa-angsa kesayangannya dan menjadikan mereka muda kembali. St. Kevin menerima permintaan raja tersebut namun dengan sebuah syarat. St. Kevin meminta sebuah tanah untuk mendirikan pertapaannya yang ditunjukkan oleh angsa-angsa tersebut ke manapun mereka terbang. Raja O’Toole menyetujuinya karena ia tahu bahwa angsa-angsanya sudah tidak dapat terbang lagi. Saat St. Kevin menyentuh angsa-angsa tersebut, mereka menjadi muda kembali dan terbang mengelilingi suatu lembah di Glendalough. Di situlah akhirnya St. Kevin mendirikan pertapaannya.

            Di lembah itu terdapat banyak batu yang akhirnya digunakan untuk membangun pertapaan St. Kevin. Para petani yang membantu pembangunan pertapaan tersebut, bekerja dengan giat di dalam keheningan Glendalough. Setelah pertapaan tersebut jadi, banyak biarawan-biarawan datang untuk membantu St. Kevin mengajar mereka yang datang ke tempatnya, baik muda maupun tua, kaya maupun miskin. Seiring berjalannya waktu, ditambahkan pula beberapa bangunan, di antaranya adalah sebuah menara yang tetap ada hingga saat ini dan sebuah pondok untuk tempat tinggal St. Kevin. Banyak orang datang dari berbagai tempat untuk meminta nasihat dari St. Kevin, yang diberikannya secara cuma-cuma. Tidak lama kemudian, pertapaannya menjadi sangat terkenal dan dijadikan salah satu tempat peziarahan yang setara dengan Roma.

            St. Kevin melayani sebagai pimpinan pertapaan selama beberapa tahun. Saat ia melihat bahwa pertapaannya sudah dapat berjalan dengan mandiri, ia memutuskan untuk menarik diri kembali sebagai seorang pertapa. Empat tahun kemudian ia kembali melayani sebagai pimpinan pertapaan atas permintaan dari para biarawannya. St. Kevin menjadi pimpinan pertapaan tersebut sampai ia wafat.

Peziarahan dan kematian

            Suatu kali setelah pertapaannya berdiri, St. Kevin memutuskan untuk pergi berziarah ke Roma. Di Roma ia meminta berkat dari Paus untuk komunitasnya. Beberapa tahun kemudian, di saat rambut dan janggutnya mulai memutih, matanya terlihat bersinar-sinar, dan langkah kakinya terasa begitu ringan namun mantap, ia merasa ada dorongan untuk pergi sekali lagi ke Roma. Namun ia juga menyadari adanya tanggung jawab yang dipikulnya sebagai pimpinan pertapaan. Lalu ia meminta nasihat dari teman lamanya, Uskup Kiernan dari Clonmacnoise. Uskup Kiernan sangat memahami kerinduan hati St. Kevin namun ia tahu bahwa lebih baik melakukan satu misi, yaitu melatih dan membimbing para pengikutnya, daripada pergi dengan meninggalkan para pengikutnya dengan setengah dilatih dan dibimbing. Uskup Kiernan mengatakan: “Burung-burung tidak menetaskan telurnya saat mereka sedang terbang.”

            St. Kevin akhirnya melihat bahwa memilih untuk tidak pergi ke Roma adalah suatu pengurbanan, dan ia tahu bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Lalu St. Kevin kembali mengajar dan memberikan nasihat-nasihat kepada siapa saja yang datang kepadanya. St. Kevin setia terhadap tugasnya ini sampai pada kematiannya. Ia meninggal dalam damai di malam hari pada bulan Juni tahun 618.

            Perayaan untuk menghormati St. Kevin diadakan di Irlandia pada tanggal 3 Juni. St. Kevin juga dipilih menjadi salah satu santo pelindung negara Irlandia dan pelindung utama dari Keuskupan Agung Dublin. Nama ‘Kevin’ menjadi terkenal sebagai nama kristiani tidak hanya untuk nama laki-laki dari keluarga Irlandia, tetapi juga di negara-negara lain.

Mukjizat-mukjizat

            Semasa hidupnya, banyak keajaiban yang terjadi. Oleh karena ia begitu mencintai binatang- binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka tak jarang pula mukjizat yang dilakukannya melibatkan binatang dan tumbuhan, di antaranya adalah:

@    Di masa kecilnya, St. Kevin pernah disuruh menjaga domba-domba orang tuanya. Suatu saat datanglah sekelompok pengemis yang sedang mencari makan karena kelaparan. Karena tersentuh melihat keadaan para pengemis tersebut, St. Kevin memberikan empat domba peliharaannya kepada mereka. Namun saat ia pulang ke rumah dan menghitung kembali jumlah domba-dombanya, ternyata tak ada satu pun dari dombanya yang kurang. Jumlahnya sama seperti saat ia membawa domba-domba tersebut pada awalnya.

@    Suatu hari di musim semi, St. Kevin bekerja di dapur biara St. Petroc. Ia sibuk menyiapkan makanan untuk para peziarah yang akan datang ke tempatnya. St. Kevin memasak dengan penuh kasih dan memberikan makanan yang terbaik bagi para peziarah. Superiornya lalu memarahi St. Kevin karena tindakannya ini. Lalu St. Kevin meminta semua peziarah yang sedang makan saat itu untuk mengisi teko minuman mereka dengan air dan mengumpulkan semua tulang sisa makanan mereka. St. Kevin berdoa sendirian di dapur dan terjadilah mukjizat. Air dalam teko tersebut berubah menjadi anggur dan tulang-tulang tadi menjadi utuh kembali dengan dagingnya.

@    Seekor babi hutan sedang diburu oleh pemburu-pemburu dengan anjing-anjingnya. Babi hutan ini berlari ke arah di mana St. Kevin sedang duduk dan berdoa di bawah pohon, dan dengan ketakutan babi hutan ini bersembunyi dan berlindung di samping St. Kevin. Saat anjing-anjing pemburu itu melihat St. Kevin sedang berdoa, mereka secara spontan duduk dan tidak berani mendekati babi hutan itu. Para pemburu yang melihat hal ini berusaha mengabaikan St. Kevin dan berusaha membunuh babi hutan itu. Lalu tiba-tiba segerombolan burung hinggap di atas pohon tersebut. Para pemburu melihat hal ini sebagai suatu tanda dan meninggalkan St. Kevin beserta dengan babi hutan tadi.

@    Suatu kali Raja Colman dari Faelan diganggu oleh kuasa iblis dan menyebabkan ia kehilangan semua anaknya kecuali satu anaknya yang masih bayi. Kemudian hari, Raja Colman kekurangan susu untuk anaknya ini. Untuk melindungi anak satu-satunya ini, Raja Colman menitipkannya kepada St. Kevin. Sayangnya, biara St. Kevin tidak mampu memberikan kebutuhan makanan yang diperlukan sang bayi karena mereka tidak punya sapi. Lalu St. Kevin berdoa dan ia melihat seekor rusa betina yang baru saja melahirkan di halaman biaranya. Ia menggunakan susu dari rusa betina tersebut untuk sang bayi dan anak-anak rusa tersebut. Sayangnya, rusa betina itu dibunuh oleh seekor serigala betina sebelum sang bayi dan anak-anak rusa tersebut masih belum bisa lepas dari susu. Sebagai penitensi atas pembunuhan ini, ia menyuruh serigala betina tersebut untuk menyediakan susu bagi sang bayi dan anak-anak rusa tadi sampai mereka berhenti menyusu. Serigala betina ini pun menurut dengan perkataan St. Kevin.

@    Seorang pemuda yang tinggal dekat biara St. Kevin, menderita sakit epilepsi yang sangat parah. Suatu hari pemuda ini mendapatkan penglihatan bahwa ia akan mengalami kesembuhan dengan makan buah apel dari biara St. Kevin. Namun sayangnya tidak ada pohon buah apel di biara tersebut. St. Kevin melihat kebutuhan anak muda ini lalu ia berdoa dan memerintahkan sebuah pohon untuk menghasilkan buah apel. Pohon itu pun akhirnya menghasilkan dua puluh buah apel berwarna kekuningan. Pemuda itu pun sembuh dari sakitnya setelah memakan buah apel tersebut. Pohon ini terus menghasilkan buah apel sampai empat abad kemudian.

Penutup

            St. Kevin telah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hidup di dalam kesunyian, kesederhanaan, penyangkalan diri, dan hidup dengan penuh iman kepada Allah. Ia juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup bersatu dengan seluruh alam ciptaan, baik dengan binatang-binatang maupun dengan tumbuh-tumbuhan. Karena cara hidupnya yang sangat radikal ini, maka Tuhan mengaruniakan banyak rahmat kepadanya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain dan makhluk ciptaan lainnya. Ketaatannya yang total kepada kehendak Tuhan membuatnya mengalami suatu kelepasan dari dirinya sendiri sehingga ia tidak lagi mementingkan apa yang menjadi kehendak atau keinginannya, namun mementingkan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. Marilah kita mohon doa darinya agar kita pun mampu untuk hidup penuh dengan iman kepada Tuhan dan agar kita mampu untuk hidup berdampingan dengan segala makhluk dan alam ciptaan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting