User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan Segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi. (Mat.22:37-40).

Itulah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu (Yoh.15:12).

Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu dipanggil menjadi satu tubuh (Kol.3:14-15).

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiiki seluruh pengetahuan, dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku (1 Kor.13:2-3).

Allah adalah kasih. Dua ribu tahun yang lalu, kasih yang samar-samar itu yang adalah Allah, telah menjadi nyata dalam rupa daging, yang dilahirkan oleh seorang perawan bernama Maria dan mati di atas kayu salib. Itu semua dilakukan Allah karena suatu alasan yang indah, yang sulit dipercaya oleh manusja bahwa Dia mencintai manusia, juga mencintai Anda semua.

Menjelang tahun 2000, Paus Yohanes Paulus II dalam karya Evangelisasi Baru, memanggil dan mengajak semua umat Katolik untuk menunjukkan “Semangat baru,” menemukan “Peribahasa baru,” dan menggunakan “Metode baru” dalam mewartakan cinta kasih Allah yang telah:

  • Mengutus Putera Tunggal-Nya untuk wafat bagi kita di atas kayu salib (bdk.Yoh.3:16-17).
  • Menjadi roti dan anggur bagi kita di atas altar (bdk.Yoh.6:54).
  • Mencurahkan diri-Nya untuk menyegarkan kita dengan karunia kuasa-Nya dan buah-buah Roh Kudus (bdk.1Kor.12:7; Gal.5:22-23).

Mewartakan kabar gembira tentang cinta kasih Allah bukan hanya tugas seorang evangelis saja. Tetapi semua orang Kristen dipanggil untuk melakukannya. Misalnya
melalui kata-kata dan perbuatan, ia harus menjadi seorang guru cinta kasih yang mengajak orang lain untuk melakukan tugas rangkap ini yaitu mengasihi Allah di atas segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti dirinya sendiri — lebih lagi dituntut — karena dengan cara inilah Yesus mengasihi dan mencintai kita.

Suatu cara yang cukup sederhana untuk mengajarkan kedua hukum kasih itu adalah dengan menerangkan kepada setiap orang Kristen bahwa dia juga harus menginjil. Tidak cukup bahwa orang Kristen hanya menyadari saja. Tetapi evangelisasi merupakan suatu kewajiban dan merupakan pengaktualan atau suatu bukti dari iman bahwa mereka mengasihi Allah dan mengasihi sesama.

Bagaimana saya dapat berkata, “Saya telah belajar dari Yesus Sang Guru tentang bagaimana mencintai”

  • Jika saya menunjukkan ketidak-tertarikan untuk melanjutkan misi itu yang telah diberikan Kristus kepada saya sesudah Ia wafat di kayu salib bagi kita (Mat.28:19-20).
  • Jika saya telah menemukan mutiara yang sangat berharga (bdk.Mat.13:46) tetapi tidak membagikannya kepada seorang pun juga.
  • Jika saya telah mendapatkan harta yang terpendam di ladang (bdk.Mat.13:44), akan tetapi tidak menuntun seorang pun ke situ.
  • Jika saya telah dituntun oleh Sang Gembala ke jalan yang benar tetapi saya tidak menuntun seorang pun agar ia sampai juga di padang rumput yang hijau (bdk.Mzm.23:2-3).
  • Jika saya telah mendengar sabda kehidupan kekal (bdk.Yoh. 6:63.68) akan tetapi tidak pernah membicarakannya kepada orang lain.
  • Jika saya sudah mengenal nama yang menyelamatkan (bdk.Kis.4:12) tetapi tak pernah mengatakannya kepada siapa pun.
  • Jika dalam Ekaristi saya makan Roti yang tidak membuat lapar lagi dan minum Anggur yang memenangkan rasa haus (bdk.Yoh.6:35) tetapi tidak membawa seorang pun ke dalam penjamuan itu.
  • Jika saya memiliki Terang Kehidupan (bdk.Yoh.8:17) tetapi dengan tenang membiarkan orang lain dalam ketakutan karena kegelapan.
  • Jika saya telah menemukan rahasia kebenaran yang membebaskan seluruh umat manusia (bdk.Yoh.8:32) tetapi dengan kebenaran itu saya tidak memerdekakan satu tahanan pun, barangkali diri saya pun belum dimerdekakan, karena saya membiarkan diri diperbudak oleh roh kesombongan.

Orang Katolik harus menunjukkan bahwa kabar gembira dan Yesus Kristus itu sangat baik dan indah untuk di-sharing-kan.

Sudah pada kodratnya dan tidak ada lagi selain dari pada menunggu untuk memberitakan Kabar Gembira itu. Ketika seseorang memenangkan undian berhadiah jutaan dolar, dia hampir jatuh dari jendela karena perasaan gembira untuk memberitakan kemenangan itu kepada tetangganya. Yesus sendiri berbicara tentang hal itu, tetapi bukan dari atas jendela melainkan dari atas atap rumah untuk membenitakan kabar gembira kepada semua orang bahwa Dia telah menang bagi kita oleh salibNya (bdk.Mat 10:27).

Suatu kabar yang mengharukan bahwa di dalam Yesus kita telah menang, suatu mutiara yang tak ternilai atas pengampunan segala dosa kita dan suatu harta yang sangat berharga pada kehidupan kekal. Jika orang Kristen tinggal diam atas Kabar Gembira ini maka “Batu-batu akan berteriak” (Luk.19:40). Sebagai murid-murid Yesus, kita diutus menjadi:

  • Garam dan terang dunia (bdk. Mat.5:13-14).
  • Suara yang berseru-seru di padang gurun (bdk.Luk.3:4).
  • Penjala manusia (bdk.Mat. 4:19).
  • Gembala untuk mencari domba yang hilang (bdk.Luk.15:4).
  • Pemberi makan (membimbing) domba-domba yang dikasihi Yesus (bdk.Yoh.21:15).
  • Saksi-saksi-Nya yang berani sampai ke ujung bumi (bdk. Kis.1:8).

Inilah misi orang Kristen, suatu ungkapan yang paling tinggi dari cinta kasih kristiani adalah suatu motivasi cinta dan penuh iman menjawab suatu kenyataan bahwa nilai seluruhnya dari tiap-tiap kehidupan manusia bergantung pada kemauan untuk mendengar dan mempraktekkan kabar gembira itu. Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juru Selamat dunia.

Barang siapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah (1 Yoh.4:14-15).

Tetapi siapa dapat percaya dan mengakui Yesus, jika tidak ada seorang pun yang memberitakan-Nya. Jika ratusan dan jutaan umat Katolik bahkan lebih di seluruh dunia, menyajikan kabar gembira itu, maka seolah-olah hal ini dijadikan sebagai rahasia utama.

Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (Rom.10:13-14).

Orang Kristen memiliki kekayaan itu! Orang Kristen mengenal Nama itu! Orang Kristen menggenggam jawabannya! Dan mereka masih memiliki kesempatan baik untuk membagikan harta itu, menyerukan Nama itu dan mengumumkan jawabannya ke seluruh dunia.

Dalam bahasa Injil yang sederhana, kita mengatakan bahwa cinta kasih Allah diperuntukkan bagi semua manusia di seluruh dunia. “Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala makhluk” (Mrk.16:15).

Dan bilamana ada yang bertanya, “Mengapa kamu melakukan itu?” Sekali lagi Injil menyediakan jawabannya, “Cinta Kristus yang mengutus kami.” (2 Kor.5:14).

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting