User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Allah Mahakuasa

Poin kedua, bagi Tuhan segalanya mungkin. Dia itu Mahakuasa. Dia mampu melakukan segala sesuatu sehingga Dia dapat melimpahi dan melindungi. Sehingga, kalau Tuhan tidak mengizinkan suatu perbuatan jahat, maka perbuatan itu tidak terjadi.

Ketika Yesus baru lahir, setan tahu bahwa Dia ini Putra Allah maka ia mengilhami Herodes untuk menyingkirkan Yesus. Herodes, sebagai raja yang berkuasa, bisa menyingkirkan Yesus yang lahir sebagai anak orang miskin di suatu kota kecil. Tetapi, kita tahu bagaimana Tuhan melindungi, sehingga sebelum Herodes dapat bertindak Tuhan telah menyingkirkan Yesus. Tuhan memberitahu Yusuf supaya dia menyingkir dari tempat itu. Maka, ketika Herodes akhirnya bertindak membunuh bayi-bayi, Yesus sudah tidak ada di situ. Akan tetapi, tiga puluh tahun kemudian Yesus dibunuh dan Tuhan seolah-olah tidak berbuat apa-apa. Jadi, ketika tiba waktunya Yesus harus mati untuk kita, Allah tidak campur tangan. Kita tahu juga bahwa ketika Yesus baru mulai muncul di muka umum, Ia sudah mau dilemparkan orang-orang dari tebing, tetapi karena belum waktunya Yesus menyelinap dari antara mereka, dan Dia lolos, tidak terjadi apa-apa (lih. Luk 4:29-30). Ketika orang-orang lain berupaya membunuh Dia dengan macam-macam cara, ini tidak terjadi sampai saat yang ditentukan Allah. Memang Yesus menyerahkan hidup-Nya bukan karena terpaksa, tetapi karena itulah rencana Bapa demi keselamatan kita semua. Jadi, Allah sebetulnya mampu, sehingga kalau memang Tuhan menghendaki itu, Dia dapat melindungi kita dari macam-macam hal sehingga kita tetap selamat.

 

Allah Mahakasih

Poin ketiga, Allah (yang Mahatahu dan Mahakuasa ini) lebih dahulu mengasihi kita. Ia mengasihi supaya kita mengalami kasih-Nya, yaitu kita boleh mengalami kasih-Nya sejak di bumi ini dan kemudian diselamatkan untuk hidup yang kekal. Memang panggilan manusia itu berbeda-beda, tetapi bagi semua orang Tuhan perintahkan untuk memberitakan Injil, untuk lebih dahulu mencari kerajaan dan kebenaran-Nya, maka yang lain-lain akan diberikan sebagai tambahan: “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).

 Saya katakan panggilan berbeda-beda. Ada di antara para murid Yesus yang dipanggil untuk meninggalkan segala sesuatu dan hidup melulu bagi Allah sebagai imam, biarawan-biarawati, tetapi tidak semua dipanggil untuk itu. Seandainya semua orang Katolik harus menjadi suster atau frater atau pastor, dalam lima puluh tahun gereja Katolik bangkrut dan punah. Tidak ada lagi orang Katolik baru. Juga ada di antara orang-orang Kristen atau Katolik yang diberi karunia istimewa untuk menjadi saksi-saksi Kristus dengan mencurahkan darahnya. Kita merayakan pesta para martir. Misalnya, setiap tanggal 28 Desember kita merayakan pesta para martir kanak-kanak. Kita juga merayakan pesta martir-martir lainnya. Bahkan, abad ke-20 merupakan abad para martir, selama abad ke-20 itu saja jumlah orang Kristen yang dibunuh demi imannya jauh lebih besar daripada jumlah martir dalam sembilan belas abad sebelumnya.

Mengapa mereka dibiarkan mati oleh Tuhan demi imannya? Kita harus melihat semua itu dari pandangan iman Kristiani karena hidup kita tidak terbatas pada tubuh ini. Berbahagialah mereka itu, karena kita tahu mereka sekarang telah mulia di surga untuk selama-lamanya. Dikatakan dalam Kitab Wahyu,” Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua" (Why 2:11). Maut atau kematian yang kedua tidak akan berkuasa atas mereka dan kematian yang kedua inilah yang paling berbahaya. Kematian kedua itu apa? Yaitu kematian rohani, manusia terpisah selama-lamanya dari Allah. Atau, dengan kata lain, “neraka” itulah kematian yang kedua.

Kematian kedua inilah yang paling mengerikan, karena kematian ini selama-lamanya, sedangkan kematian yang pertama (kematian fisik), memang harus dilewati setiap orang cepat atau lambat, tetapi itu bukan kata akhir, karena bagi orang beriman hidup tidak berakhir, tetapi berubah. Bila pengembaraan kita di bumi ini berakhir, tersedia suatu tempat di surga bagi kita. Allah menantikan kita, maka bagi orang Kristen meninggal itu berarti pulang ke rumah Bapa. Jadi, tidak ada kengerian seperti itu lagi.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting