User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

Metode Bayi Tabung

Metode bayi tabung adalah suatu metode yang dipakai untuk mempertemukan sel telur ibu dan sel sperma ayah di luar rahim ibu. Jadi baik sel telur ibu maupun sel sperma ayah diambil, kemudian dimasukkan dalam cawan yang sudah diisi semacam cairan tertentu (seperti cairan ketuban dalam rahim ibu, red.). Dalam cawan inilah terjadi pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Karena pelaksanaan metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar, maka biasanya dalam sekali pelaksanaan, sel telur ibu diambil lebih dan satu, misalnya lima, tujuannya adalah untuk memperbesar persentase keberhasilan.

Setelah semua sel telur itu dibuahi, akan dipilih satu atau dua maksimal tiga embrio atau janin (hasil pertemuan sel telur dan sel sperma) yang paling baik untuk dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu dan jadilah ibu ini mengandung. Sedangkan janin yang tersisa, bisa disimpan dengan cara dibekukan mengingat mungkin pasutri (pasangan suami istri, red.) ini kelak ingin mempunyai anak lagi, atau bisa juga janin yang tersisa tersebut dibuang begitu saja, atau dipakai sebagai bahan eksperimen. Itulah sedikit penjelasan tentang metode bayi tabung.

Bagaimana Ajaran Iman Gereja Kita tentang Hal ini?

Kebanggaan dan rasa syukur yang dulu saya rasakan, sekarang berubah menjadi rasa sedih dan prihatin setelah saya mengetahui betapa hal ini bertentangan dengan iman Gereja kita. Di samping itu, rasa sedih dan prihatin ini juga muncul, karena mengetahui betapa banyak umat kita yang tidak mengetahui dan tidak berusaha untuk mengetahui ajaran iman yang benar tentang hal ini. Kebanyakan umat kita masih lebih memperhatikan kebutuhan mereka sendiri dan bagaimana cara untuk memenuhinya, misalnya bagaimana mereka bisa memiliki anak.

Gereja mengajarkan kepada kita untuk menghormati martabat manusia sejak manusia itu masih berupa janin, sekalipun besarnya masih satu sel, hasil pertemuan sel sperma dan sel telur dalam rahim ibu. Satu sel ini sudah memiliki kemampuan dan kemungkinan untuk berkembang menjadi manusia secara utuh. Oleh karena itu kita harus menghormatinya seperti kalau kita menghormati manusia yang sudah dewasa.

Penghormatan atas martabatnya dapat kita lakukan secara wajar dengan memberikan hak-haknya secara wajar, seperti misalnya hak untuk dikandung secara wajar dan seorang ibu dengan cara yang wajar pula.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting