User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index

2.  Keluarga Berencana Artifisial

Semua cara yang dipakai dalam Keluarga Berencana Artifisial ditolak oleh Gereja karena tidak sesuai dengan iman Gereja.

2.1  Cara Preventif Negatif

Cara preventif negatif dengan metode pemakaian kondom dan sterilisasi memang mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sel sperma, walaupun suami istri ini melakukan hubungan intim, sehingga si ibu tidak perlu melakukan aborsi. Cara ini ditolak oleh Gereja karena cara ini dengan jelas dan gamblang bertentangan dengan pandangan iman tentang hubungan intim suami istri. Melalui pemakaian kondom pada suami, sel sperma dihalang-halangi untuk bertemu dengan sel telur. Akibatnya cara ini juga menghalangi pasutri mi untuk memenuhi undangan Allah berpartisipasi dalam penciptaan manusia baru. Demikian pula halnya dengan metode sterilisasi, manusia dibuat tidak bisa berpartisipasi dalam penciptaan manusia baru. Allah kita memang mahakuasa, tanpa peran serta manusia pun sebenarnya Allah bisa menciptakan manusia. Tetapi karena Allah sangat mencintai manusia dan menghargai manusia maka Allah mengundang manusia untuk berpartisipasi dalam penciptaan itu.

2.2  Cara Kuratif

Cara ini jelas sekali bertentangan dengan pandangan iman Gereja yang sangat menolak segala macam cara dan alasan yang berkaitan dengan Aborsi (bdk. Aborsi: Sesuaikah dengan Iman Katolik?, http://carmelia.net/index.php/artikel/tanya-jawab-iman/534-aborsi-sesuaikah-dengan-iman-katolik, diakses 27 Mei 2013). Apabila seseorang memakai cara kuratif ini, berarti pembuahan atau kehamilan sudah terjadi, kemudian digugurkan secara paksa, entah karena adanya spiral dalam rahim ibu atau pil-pil aborsi yang promosinya sering menipu kita. Misalnya, pil yang disebut sebagai pelancar haid. Apa-bila pil ini diminum secara rutin maka pil ini akan membuat kaum ibu selalu lancar mendapat haid sebulan sekali, tidak perduli apakah pada saat itu sudah terjadi pembuahan dalam dirinya atau tidak. Memang kalau belum terjadi pembuahan, mungkin baru beberapa hari, sehingga belum diketahui, pil ini akan membuat janin itu gugur.

Nah, para pembaca terkasih, itulah ajaran iman kita yang benar tentang Keluarga Berencana. Masih banyak saudara kita yang seiman lebih memilih metode yang bertentangan dengan iman Gereja, karena lebih memperhatikan kepentingan diri sendiri. Apakah kita juga termasuk di antara mereka yang lebih mementingkan kepentingan dan kesenangan sendiri?

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting