User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Article Index


BAGAIMANA AJARAN IMAN GEREJA KITA BERBICARA TENTANG HAL INI?

Secara resmi, iman Gereja kita hanya mengakui dan merestui Keluarga Berencana Alamiah. Sedangkan Keluarga Berencana Artifisial, baik preventif negatif maupun kuratif, semuanya ditolak oleh Gereja. Mengapa? Marilah kita lihat bersama satupersatu.

1.  Keluarga Berencana Alamiah 

Seperti yang sudah saya jelaskan dalam artikel tentang Bayi Tabung (bdk. Bayi Tabung, http://carmelia.net/index.php/artikel/tanya-jawab-iman/662-bayi-tabung diakses 27 Mei 2013), hubungan intim sepasang suami istri memiliki dua aspek utama yaitu aspek prokreatif (penciptaan) dan aspek unitif (persatuan). Aspek prokreatif atau penciptaan berarti: melalui hubungan yang mereka lakukan, pasangan suami istri itu berpartisipasi dalam karya Allah untuk menciptakan manusia baru, karena melalui hubungan itu, bisa terjadi pertemuan sel telur dan sel sperma yaang menciptakan manusia baru. Pada saat pertemuan itu pula Allah meniupkan nafas kehidupan kepada manusia itu.

Sedangkan aspek unitif atau persatuan berarti hubungan yang mereka lakukan bukan sekedar suatu hubungan untuk mencari kepuasan atau kesenangan, tetapi hubungan ini harus didasari oleh relasi pribadi yang khusus dan eksklusif di antara mereka, diwarnai oleh cinta kasih dan ketulusan.

Oleh karena itu bila sepasang suami istri melakukan hubungan intim, mereka tidak boleh menolak adanya kemungkinan kehamilan dan kelahiran anak. Dan hubungan intim atau hubungan seks tidak boleh dipandang hanya sebagai cara untuk mencari kepuasan.
Kemudian, iman kita juga memandang bahwa hanya Allah yang berhak menentukan kapan seorang manusia diciptakan.

Hanya Allah yang memiliki hak atas hidup manusia. Oleh karena itu, Keluarga Berencana Alamiah didukung oleh iman Gereja, karena metode ini memperhatikan hak dan wewenang Allah. Kalau memang belum ingin memiliki anak, lakukan hubungan pada waktu si istri tidak berada dalam masa subur. Berkaitan dengan adanya pandangan iman seperti ini, Gereja sering mendapat serangan dan orang yang tidak mengerti dan orang yang tidak mau mengerti, atau orang yang egois, hanya mau memperhatikan kehendak dan kesenangan diri sendiri. Padahal umur sel telur seorang wanita dalam sebulan tidak lebih dan sehari. Melalui kursus perkawinan, diajarkan bagaimana cara mengetahui masa kesuburan seorang wanita. Jadi dalam sebulan, mereka hanya berpantang, paling lama tujuh hari.

Tetapi kecenderungan manusia selalu mencari jalan yang aman, tetap mencari kenikmatan yang tidak menimbulkan risiko apa pun. Sehingga banyak juga orang Kristen yang memakai metode artifisial, yang menurut mereka paling aman, walaupun berhubungan kapan pun juga, Si istri tidak akan bisa hamil.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting