User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Adalah seorang pemuda yang baru mendapatkan pekerjaan untuk pertama kalinya. Ia belum tahu seluk-beluk dunia pekerjaan dan trik-trik yang dimainkan di dalamnya. Tak lama kemudian, ia pun terjerat pengaruh rekan-rekan kerjanya lalu menempuh jalan pintas untuk mendapatkan tambahan uang (gelap) dari pekerjaannya itu. Hal ini tentu merupakan suatu perbuatan yang sangat mempengaruhi perkembangan bisnis dalam perusahaan tersebut. Hingga pada akhrinya perbuatan tersebut diketahui oleh atasanya. Dan tidak heran kalau tindakannya  itu diketahui atasannya sehingga ia bersama dengan beberapa rekannya itu dikeluarkan dari pekerjaanya. Disadarinya bahwa pelanggaran itu memang bukan datang dari dirinya sendiri, tetapi karena pengaruh dari rekan sekerjanya. Itu bukanlah yang diinginkannya, tetapi semuanya telah terjadi.

Setelah kita menyimak cerita di atas, ada satu hal yang bisa kita petik sebagai salah satu pegangan dalam hidup kita yang pada dasarnya dapat menyadarkan  fungsi suara hati itu sendiri.  Di dalam hidup ini kita seringkali tidak bisa memilah, mana masalah yang harus diprioritaskan dan mana yang boleh diurus belakangan. Apalagi jika hubungan tersebut menyangkut masalah pribadi dengan kebenaran. Dalam kehidupan umat manusia dewasa ini masih banyak kekacauan yang dapat menegaskan hal tersebut. Yang lebih dominan adalah perasaan tidak enak terhadap sesama atau teman kerja jika tidak bekerja sama dalam hal yang buruk. Inilah realitas kehidupan umat manusia pada zaman ini, di mana mereka telah salah menerapkan rasa solidaritas. Mereka menggunakan solidaritas sebagai salah satu sarana untuk menjatuhkan orang lain dan juga menghancurkan dirinya sendiri.

Kebutuhan kita tidak mungkin tercapai jika ada motivasi tidak baik dibalik aktifitas kita. Manipulasi kebohongan dan pemuasan ego pribadi, semuanya adalah musuh utama kita. Motivasi yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan sama saja tidak ada arti. Sebab segala apa yang kita lakukan semuanya sangat bertentangan dengan  kehendak Allah. Hal inilah yang membawa kita jauh dari Tuhan dan hubungan kita dengan Tuhan semakin hari semakin tidak jelas, sebab hidup kita sudah dikuasai oleh keinginan yang tidak jelas. Dan Santo Yakobus dalam suratnya mengatakan “kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” ( Yak.4:2-3 ). 

Yang merupakan masalah besar di dalam hidup kita adalah bagaimana menentukan kebenaran menurut Allah. Apa patokannya?  Terus terang saja seringkali kitab suci tidak menerima suatu konsep baku atau jadi di dalam menjawab semua masalah hidup kita namun ada prinsip-prinsip dasar yang jelas dan kita harus mengolahnya di dalam hidup kita sehari-hari, supaya hidup kita selalu terarah kepada Tuhan.

Di situlah tempat Allah berbicara, manusia bertemu dengan Allahnya dan manusia bertemu dengan dirinya sendiri. Di situlah tempat hukum yang utama yaitu cintakasih. Suara hati adalah tempat hukum cintakasih. Ada yang mengatakan bahwa suara hati bisa keliru. Memang demikian namun yang keliru bukan ajarannya  melainkan cara mengungkapkannya atau pelaksanaan keputusannya. Ajakan suara hati itu selalu benar, yang keliru adalah langkah-langkahnya. Seorang manusia yang jelas bersalah, bisa menganggap dirinya benar dan berhasil meyakinkan banyak orang dengan pernyataanya yang dibuat logis namun tidak bisa lari dari tuntutan suara hatinya. Kemana pun ia pergi suara hati akan terus mengejarnya dengan perasaan bersalah seperti yang dialami oleh pemuda di atas tadi.

Di dalam lubuk hati seseorang suara  hati  selalu bekerja. Pada waktu tertentu ia memberi perintah untuk melakukan yang baik dan menghindarkan yang jahat. Ia juga menilai keputusan yang konkret, di mana ia menyetujui yang baik dan menolak yang jahat. Ia memberi kesaksian tentang kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertinggi yaitu Allah, oleh siapa manusia ditarik, hukum-hukum siapa manusia terima. Kalau ia mendengarkan hati nuraninya, manusia yang bijaksana mendapat suara dari Allah yang berbicara di dalamnya dan tidak dipengaruhi oleh orang lain yang membawa kehancuran di dalam hidupnya.

Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah suatu perbuatan konkrit yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan, atau sudah terlaksana, baik atau buruk secara moral. Dalam segala sesuatu yang  diperbuat, manusia berkewajiban untuk mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ialahi. Sebab manusia diciptakan untuk suatu persahabatan yang mendalam dan akrab dengan Tuhan dan menjadi sempurna seperti Dia sempurna. Hati kita merindukan hal itu. Seperti St. Agustinus pernah mengatakan “hati kami belum tenang sebelum beristirahat di dalam Engkau.”

Bagi manusia yang telah menemukan Tuhan sebagai dasar dan tujuan hidupnya, keputusan suara hati juga merupakan jawaban terhadap Allah. Di dalam imanlah, manusia bertemu dengan Tuhan. Maka bagi orang beriman keputusan suara hati berarti perwujudan iman, sebab sebagai hidup menjadi kenyataan kalau membuat sesuatu yang konkret, demikian juga iman menjadi dasar di dalam kehidupan kita umat Kristen. Jadi iman itu, hidup bukan pertama-tama dalam agama sebagai ungkapan iman yang implisit, melainkan dalam tindakan moral sebagai wujud hidup beriman. Di situ terjalinlah relasi manusia dengan Allah. Tidaklah cukup bagi manusia jika ia hanya berseru “Tuhan Tuhan”. Ia harus masih menjalankan kehendak Allah yang diakuinya dalam ketaatan kepada suara hati.

Dengan berpikir sebelum mengambil keputusan, setidaknya dapat menyadarkan kita akan fungsi suara hati, sebab dengan ini dapat membantu kita untuk bisa melihat mana yang membangun kehidupan kita dan mana yang menghancurkan diri kita sendiri dan juga orang lain. Berpikir sebelum mengambil keputusan sangat membantu kita dalam suatu tugas yang kita jalani. Memang di sini juga membutuhkan rahmat Tuhan sendiri, sebab tanpa rahmat Tuhan segala sesuatu yang kita lakukan tidak selalu berjalan dengan mulus. Akan tetapi, jika kita mohon rahmat Tuhan, Tuhan pasti membantu kita asalkan hal tersebut dapat membangun kehidupan kita untuk menuju persatuan dengan Dia yang kudus.  

Kasih Tuhan begitu besar di dalam kehidupan kita umat manusia, sehingga Ia merelakan diri mati di kayu salib, supaya umat manusia memperoleh keselamatan kekal.  Dan juga supaya manusia  tidak dikuasai oleh dosa lagi. Inilah cinta Tuhan yang terbesar dalam kehidupan kita umat manusia. Tuhan memberikan hati yang murni bagi kita, supaya kita dapat melihat hal-hal yang membangun kehidupan kita dan juga membawa kita untuk selalu dekat dengan Dia di dalam kehidupan kita  sehari-hari, baik itu di tempat kerja ataupun di mana kita berada.

Supaya dapat mendengar dan mengikuti suara hati, orang harus mengenal hati sendiri. Upaya mencari kehidupan batin menjadi lebih penting lagi, karena kehidupan seringkali mengalihkan perhatian kita dari setiap pertimbangan, dan pemeriksaan diri. Santa Teresa Avila pernah mengatakan “lebih baik serahkan dirimu ke dalam tangan Tuhan, supaya Dia dapat berbuat sesuka hati-Nya dengan dirimu, sehingga kecemasan akan kepentingan dirimu akan menjadi kecil”. Dengan menyerahkan kepada Tuhan segala sesuatu yang kita alami cepat atau lambat Tuhan akan membantu kita.

Suara hati tidak hanya menilai sarana dan tujuan usaha manusia sesuai dengan arah kehidupan. Keputusan suara hati juga merupakan pedoman dan daya penggerak bagi tindakan kita. Dalam kehidupan kita jarang ada yang mutlak perlu, yang tanpa alternatif dan tidak dapat diganti oleh sesuatu yang lain. Suara hati membantu manusia mengikatkan diri pada keputusan tertentu dan menjalaninya dengan setia dan tekun serta membawa dia untuk bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Tuhan memberi kebebasan kepada manusia supaya manusia dapat melihat mana yang dari Allah dan mana yang dari keinginan diri sendiri yang bertentangan dengan kehendak Allah. Beato Henry Suso pernah mengatakan bahwa ”Aku lebih baik menjadi cacing kotor di bumi ini oleh karena kehendak Allah, daripada menjadi seorang malaikat oleh karena kemauanku sendiri.”

Hati nurani harus dibentuk dan keputusan moral harus diterangi. Hati nurani yang dibentuk dengan baik dapat memutuskan secara tepat dan benar. Dalam keputusannya ia mengikuti akal budi dan  pada kebaikan yang benar, yang dikehendaki oleh Allah sendiri. Bagi kita umat manusia yang takluk kepada pengaruh-pengaruh yang buruk dan selalu digoda untuk mementingkan diri sendiri dan menolak ajaran Tuhan yang membawa kita kepada keselamatan kekal. Pembentukan hati nurani itu mutlak perlu, supaya segala sesuatu yang bukan Tuhan dapat diatasi. pembentukan hati nurani merupakan suatu tugas seumur hidup yang pada akhirnya membawa kita kepada pengenalan akan kasih Tuhan.

Dalam pembentukan hati nurani, Sabda Allah adalah terang di jalan kita. Dalam iman dan doa kita harus menjadikannya milik kita dan melaksanakannya. Kita juga harus menguji hati nurani kita dengan memandang ke salib Tuhan, serta mohon terang Roh Kudus untuk dapat melihat apakah yang kita lakukan berasal dari Allah ataukah dari keinginan kita sendiri. Dengan mohon rahmat Tuhan kita yakin dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan rahmat bagi kita yang memintanya sebab Tuhan menghendaki kita,  supaya kita mempunyai suatu tujuan hidup yang penuh arti yang pada akhirnya membawa kita kepada keselamatan kekal.

Dihadapan suatu keputusan untuk mengambil suatu tindakan, dapat menyadarkan kita untuk dapat melihat akan mana yang dikehendaki Allah akan apa yang kita putuskan. Dan Tuhan Yesus sendiri telah bersabda “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, berbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat.7:12). Manusia selalu harus mengikuti keputusan yang pasti dari hati nuraninya. Kalau ia dengan sengaja bertindak melawannya, ia menghukum dirinya sendiri. Akan tetapi, dapat juga terjadi karena ketidaktahuan, sehingga hati nurani membuat keputusan yang keliru mengenai tindakan yang orang rencanakan atau sudah lakukan. Seringkali manusia yang bersangkutan itu sendiri turut menyebabkan ketidaktahuan ini, karena ia “ tidak peduli untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati nuraninya lambat laun hampir menjadi buta” (GS 16). Dalam hal ini ia bertanggung jawab atas yang jahat, yang ia lakukan di hadapan Tuhan.

Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini semuanya akan kelihatan ketika kita kembali pada pangkuan Bapa di Surga. Ketika kita jatuh dalam dosa, Tuhan selalu memberi kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Dia dengan sepenuh hati.  Dengan meninggalkan segala sesuatu yang bukan Dia, hati nurani kita selalu terarah kepada Dia, dan hidup kita tidak lagi dipengaruhi oleh hal-hal yang  tidak diinginkan misalnya; manipulasi, menjatuhkan orang lain dan juga hal-hal  lain yang bertentangan dengan kehendak-Nya.

Marilah pada kesempatan ini kita semua untuk dapat melihat hal mana yang dari Allah dan mana yang dari keinginan diri sendiri. Biarlah dengan kuasa Tuhan kita mampu menyingkirkan segala sesuatu yang bukan Dia. Dan mohonlah rahmat Tuhan supaya segala sesuatu yang kita lakukan semuanya berasal dan seturut kehedak Allah. Sebab jika kita mengikuti kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari cepat atau lambat kita akan mengalami kebahagiaan di dalam hidup. Tidak ada lagi kekhwatiran dan kecemasan di dalam hidup, sebab kasih Tuhan selalu menjiwai hidup kita.

Semoga dengan melalui ini semua hati kita selalu terarah kepada Tuhan. Sebab Tuhan menghendaki kita umat manusia supaya di dunia ini kita sudah boleh mengalami prarasa kehahagiaan kekal. Inilah yang Tuhan tawarkan di dalam kehidupan kita supaya hidup kita dipenuhi oleh kebahagian dan sukacita. Dengan melalui suara hati yang merupakan pancaran dari rahmat Tuhan, kita bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting