Print
Hits: 16371

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

st-nicholas-of-myra

 

Pengantar

Pada zaman sekarang, banyak orang Katolik yang sudah kehilangan semangat imannya untuk menghayati pesan Injili. Mereka cenderung hanya membaca dan mempelajari Kitab Suci, namun dalam kehidupan sehari-hari, mereka kurang menghayati dan kurang menerapkan Sabda Tuhan yang mereka baca dan pelajari itu. Bahkan, cukup banyak orang Katolik yang tidak tahu dan tidak peduli akan ajaran-ajaran Tuhan yang seharusnya menjadi pedoman di dalam hidup mereka. Ditambah lagi dengan zaman yang semakin berkembang di mana kejahatan terjadi di mana-mana, sehingga banyak orang yang tidak kuat imannya ikut terpengaruh dan melakukan kejahatan-kejahatan yang sebenarnya bertentangan dengan hukum Tuhan. Sebagai akibatnya, banyak orang Katolik yang hidupnya berantakan dan terasa begitu “Kering” karena mereka tidak tahu lagi tujuan hidupnya, yang seharusnya tidak lain ialah untuk bersatu dengan Allah, Sang Penciptanya serta melaksanakan segala perintah dan ketetapan-Nya. Sehubungan dengan hal ini, ada sebuah pertanyaan yang patut untuk direfleksikan: Apakah saya sudah benar-benar menghayati dan melaksanakan perintah Tuhan di dalam hidupku? Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya jika kita belajar dari seorang kudus besar dalam Gereja Katolik yang bernama Santo Nikolas dari Mira. Di dalam kisah hidupnya, kita akan melihat bahwa Tuhan banyak mengadakan mukjizat-mukjizat melalui Santo Nikolas dari Mira ini sebagai tanda bahwa Tuhan berkenan akan cara hidupnya yang suci. Dengan demikian, melalui teladan hidupnya, kita dapat mengetahui ciri-ciri dari seorang yang sungguh-sungguh menghayati dan melaksanakan perintah Tuhan.

 

Awal kehidupan

Nikolas dilahirkan di Patara, Lisia, sebuah provinsi dari Asia kecil (sekarang: Turki) dari sebuah keluarga yang kaya raya. Sejak masa mudanya, Nikolas sudah mempunyai hati yang murni serta menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Hal ini disebabkan karena ia dididik dan dibesarkan dengan baik oleh orang tua yang saleh dan beriman. Ketika Nikolas berumur 5 tahun, ia mulai mempelajari ajaran-ajaran Gereja, khususnya mengenai ilmu kekudusan. Hari demi hari, ajaran-ajaran Gereja ini benar-benar menerangi pikirannya dan mendorongnya untuk mencari agama yang tulus dan sejati. Namun sayangnya, tidak lama setelah Nikolas mulai mempelajari ajaran-ajaran Gereja, kedua orang tuanya meninggal dan mewariskan sejumlah besar harta warisan kepadanya. Tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya, Nikolas malah bertekad menggunakan seluruh harta warisannya untuk pekerjaan amal, terutama untuk menolong para fakir miskin. Setelah Nikolas beranjak dewasa, ia pun menjadi seorang imam. Sebagai seorang imam, Nikolas pernah berziarah ke Tanah Suci dan sekembalinya dari sana, ia dipilih menjadi uskup kota Mira, ibukota provinsi Lisia. Nikolas merupakan seorang uskup yang saleh, lugu, penuh semangat, dan gigih dalam membela orang-orang yang tertindas dan orang-orang miskin. Oleh karena itulah, ia disukai banyak orang. Selain itu, Nikolas juga menjadi terkenal oleh karena banyaknya mukjizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraannya. Ketenaran nama Uskup Nikolas ini pun melahirkan berbagai macam cerita sanjungan untuknya.

 

Keberanian Memperjuangkan dan Mempertahankan Kebenaran Iman

Sekitar abad ke 4, terjadilah penganiayaan secara besar-besaran terhadap orang-orang Kristen yang dilakukan oleh kekaisaran Romawi. Keuskupan Mira pun tanpa terkecuali menjadi salah satu korban dari penganiayaan ini. Sebagai seorang uskup di kota Mira, Nikolas tidak tinggal diam, ia pun dengan berani mewartakan kebenaran iman kepada Kaisar Dioklesianus yang pada waktu itu menjabat sebagai kaisar Romawi. Namun sebagai konsekuensi dari keberaniannya itu, Nikolas ditangkap, disiksa, dan dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan banyak orang Kristen lainnya. Akan tetapi, ketika Kaisar Konstantine yang agung dan saleh menduduki tahta kekaisaran Romawi menggantikan Kaisar Dioklesianus, para tahanan, termasuk Nikolas, dibebaskan dari penjara. Sesudah peristiwa pembebasan itu, Nikolas pun kembali ke Myra.

Nikolas juga hadir di dalam Konsili Nisea pada tahun 325, yang secara khusus membahas mengenai penyesatan-penyesatan yang terjadi di dalam Gereja pada waktu itu. Di dalam konsili ini, Nikolas dengan berani menentang ajaran Arianisme dan menyatakannya sebagai ajaran sesat di depan para penganutnya yang juga hadir pada konsili ini. Namun sekali lagi, karena keberaniannya yang tidak tanggung-tanggung itu, para peserta konsili Nisea secara resmi memberikan larangan bagi Nikolas untuk menggunakan kewenangannya sebagai uskup Mira dan malahan memenjarakannya. Akan tetapi, menurut tradisi, ketika di penjara itulah Tuhan Yesus dan Bunda Maria menampakkan diri kepada Nikolas dan membebaskannya serta memberikan kembali jabatannya sebagai seorang uskup dengan cara yang luar biasa. Menurut catatan Santo Metodius, Nikolas menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran Arianisme. Ia juga menuliskan bahwa berkat adanya Uskup Nikolas, hanya keuskupan Mira yang tidak terpengaruh oleh ajaran sesat Arianisme ini. Sebagaimana Nikolas menentang ajaran Arianisme, ia juga menentang ajaran-ajaran kafir lainnya dan melakukan berbagai macam tindakan perlawanan yang keras terhadapnya, salah satunya yaitu ketika Nikolas menghancurkan kuil-kuil dewa Artemis. Oleh karena iman dan keberaniannya itulah, roh-roh jahat sering sekali mengganggunya, namun Tuhan selalu melindunginya dari roh-roh jahat tersebut.


 

Kasih kepada sesama

Selama hidupnya, Nikolas banyak melakukan perbuatan-perbuatan kasih, khususnya kepada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan. Salah satu perbuatan kasih Nikolas yang seringkali menjadi “buah bibir” banyak orang ialah kisah mengenai Nikolas yang menyelamatkan tiga orang gadis. Konon, ada seorang penduduk kota Patara telah kehilangan seluruh hartanya dan menjadi miskin. Akibatnya, bapak ini tidak mampu untuk membiayai pernikahan ketiga orang anak gadisnya dan ia pun menjadi putus asa. Karena itulah, bapak ini hendak menjual ketiga anak gadisnya itu ke tempat pelacuran. Masalah ini pun sampai ke telinga Nikolas, yang pada waktu itu masih menjabat sebagai salah seorang imam di Patara. Mendengar hal ini, hati Nikolas pun tergerak oleh belas kasihan untuk menolong bapak yang sedang dalam kesulitan ini. Pada suatu malam, secara diam-diam Nikolas melemparkan sekantong emas ke dalam kamar bapak itu melalui jendela yang terbuka, hal ini dilakukannya selama tiga hari berturut-turut. Ketika melihat kantong emas tersebut, bapak tersebut begitu gembira. Pada awalnya, bapak ini tidak tahu siapa yang memberi kantong emas tersebut, namun karena rasa keingintahuannya yang begitu besar, pada hari yang ketiga, bapak tersebut diam-diam mengintip di dalam kamarnya untuk mencari tahu siapa yang telah menolongnya. Ketika bapak ini mengetahui bahwa orang yang menolongnya adalah seorang imam di parokinya sendiri, ia pun bersyukur kepada Tuhan dan mengucapkan terima kasih kepada Nikolas. Pada akhirnya, ketiga kantong emas tersebut dapat digunakan oleh ayah ketiga gadis itu sebagai biaya pernikahan mereka. Mereka pun kemudian menikah secara terhormat. Dengan demikian, selamatlah ketiga gadis itu itu dari belenggu dosa pelacuran dan perzinahan. Lucunya, pada masa-masa yang akan datang, di dalam suatu lukisan, ketiga kantong emas yang diberikan Nikolas kepada seorang bapak itu salah digambarkan sebagai ketiga kepala anak gadis tersebut. Hal ini menyebabkan munculnya kisah yang aneh mengenai Santo Nikolas membangkitkan ketiga anak mati yang dibunuh oleh seorang penjaga penginapan di mana jenazah mereka disimpan dalam larutan air garam.

Ada juga kisah mengenai Nikolas yang menyelamatkan tiga orang tahanan yang tidak bersalah. Pada waktu itu, Gubernur Eustathius, gubernur Mira, memberikan suap untuk menghukum mati tiga orang tahanan yang tidak bersalah. Pada hari eksekusi, Uskup Nikolas datang untuk menolong. Ia dengan berani menahan tangan algojo yang hendak memenggal kepala ketiga orang tahanan tersebut. Nikolas pun berhasil menyelamatkan dan membebaskan ketiga orang tahanan itu. Akan tetapi, ceritanya belum selesai sampai di sini. Secara perlahan-lahan, Nikolas mendekati Eustathius untuk mengakui segala kesalahannya dan mengaku dosa. Pada akhirnya, ia berhasil membuat Eustathius bertobat.

Kisah lain yang mencerminkan besarnya kasih Nikolas dapat dilihat ketika adanya paceklik hebat yang melanda Asia Kecil. Paceklik ini menyebabkan bencana kelaparan yang membuat banyak umat di keuskupannya begitu menderita. Melihat hal ini, Nikolas pun segera pergi dari satu daerah ke daerah yang lain untuk minta bantuan bagi umatnya. Nikolas berusaha dengan sangat keras sampai-sampai terkadang ia melupakan dirinya sendiri dengan tidak makan dan tidak tidur. Namun, melihat kasih Nikolas yang begitu besar ini, Tuhan tidak tinggal diam dan membantunya melalui berbagai macam peristiwa. Alhasil, Nikolas kembali dengan sebuah kapal yang penuh dengan persediaan gandum, anggur, buah-buahan, dan berbagai macam kebutuhan umat lainnya. Namun, di sinilah muncul suatu cerita yang menarik. Menurut tradisi, tanpa sepengetahuan Nikolas, ada beberapa setan hitam bersembunyi di dalam kantong-kantong gandum itu untuk mengganggunya. Dengan segera Nikolas membuat tanda salib atas kantong-kantong gandum itu, dan seketika itu juga setan-setan hitam itu berubah menjadi pelayannya yang setia.

 

Mukjizat, kepopuleran, dan penghormatan sebagai pelindung banyak orang

Dalam hidupnya, Nikolas banyak mengadakan mukjizat atas nama Tuhan, khususnya untuk menolong orang-orang yang sedang mengalami masalah. Salah satu mukjizat Nikolas yang terkenal dapat kita jumpai pada kisah tiga orang pejabat kekaisaran Romawi yang sedang dalam perjalanan ke Phrygia untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka oleh kaisar. Ketika mereka bertiga kembali ke Konstantinople, mereka ditangkap dan dimasukkan ke penjara dengan tuduhan-tuduhan palsu. Hal ini diakibatkan adanya rasa cemburu dari Ablavius, ketua pejabat kekaisaran pada waktu itu, terhadap ketiga orang pejabat tersebut. Keadaan bagi ketiga pejabat kekaisaran itu pun menjadi semakin buruk ketika Kaisar Konstantinus mengeluarkan keputusan bahwa mereka akan dihukum mati. Mendengar bahwa mereka akan dihukum mati, ketiga pejabat itu pun menjadi putus asa. Namun di tengah keputusasaan itu, mereka tiba-tiba teringat akan Uskup Nikolas yang punya rasa cinta keadilan yang kuat. Mereka pun berdoa kepada Tuhan untuk membebaskan dan menyelamatkan mereka melalui perantaraan Uskup Nikolas. Dan memang pada malam harinya, yaitu pada hari yang sama ketika ketiga pejabat tersebut berdoa kepada Tuhan, Uskup Nikolas muncul dalam mimpi Kaisar Konstantinus dan meminta serta mengancamnya untuk membebaskan ketiga pejabat yang tak bersalah itu. Secara ajaib, Ablavius pun juga mengalami hal yang sama dengan Kaisar Konstantinus, sehingga pagi-pagi benar Kaisar Konstantinus dan Ablavius pun bertukar pikiran. Akhirnya, didapatilah bahwa mereka berdua mempunyai mimpi yang sama. Pada saat itu juga, ketiga pejabat yang tidak bersalah itu pun dikeluarkan dari penjara dan ditanyai. Ketika Kaisar Kontantinus mendengar bahwa ketiga orang pejabat itu berdoa dan mohon pertolongan dari Tuhan melalui perantaraan Uskup Nikolas, ia segera membebaskan ketiga pejabat itu dan mengirim mereka kepada Uskup Nikolas beserta dengan surat permohonan agar ia tidak mengancam kaisar lagi, melainkan berdoa untuk kedamaian dunia. Selain kisah ini, masih banyak kisah lainnya yang menceritakan bagaimana Tuhan mengadakan berbagai macam mukjizat melalui perantaraan Nikolas pada abad pertengahan.

Karena banyaknya mukjizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraan Santo Nikolas, namanya menjadi terkenal di berbagai tempat. Karena itulah, tidak dapat disangkal bahwa Santo Nikolas termasuk seorang kudus Gereja Katolik yang paling populer, sehingga ia dijadikan pelindung banyak keuskupan dan gereja. Semua umat Kristen, baik yang muda maupun yang tua, baik pria dan wanita, semuanya menghormati Nikolas dan mohon perlindungannya. Nikolas juga merupakan Santo pelindung Yunani, India, Afrika, Italia, Apulia, Sisilia, Lorraine, dan berbagai negara, propinsi, kota, desa, dan pulau lainnya. Namun, cukup aneh bahwa kepopuleran Nikolas yang paling besar tidak ditemukan di daerah Mediterania Timur ataupun di daerah Eropa barat laut, melainkan di Rusia. Bersama Santo Andreas Rasul, Nikolas dihormati sebagai Santo pelindung negara Rusia. Bahkan, Gereja Ortodoks Rusia juga merayakan pesta pemindahan jenazahnya. Selain itu, pada zaman sebelum revolusi, banyak orang Rusia yang pergi ke Bari, Italia untuk berziarah guna menghormati Santo Nikolas. Kerajaan Rusia juga mendukung hal ini dengan mendirikan gedung Gereja, rumah sakit, dan hotel untuk menampung para peziarah di Bari.

Sebuah catatan berbahasa Yunani mengatakan bahwa banyak umat yang mengadakan festival-festival untuk menghormati Nikolas di mana mereka menceritakan kisah dan teladan hidupnya sambil bersuka ria. Antara abad ke-6 dan ke-7, banyak gedung Gereja yang didirikan sebagai tanda penghormatan kepadanya, misalnya saja di Roma dan di Inggris. Di Roma, ketika Kaisar Yustinus menjabat sebagai Kaisar Romawi, ia mendirikan sebuah basilika di Konstantinopel yang bernama “Nikolas di penjara”. Di Inggris, kurang lebih ada 400 gedung Gereja yang dibaktikan untuk menghormati Nikolas. Selain itu, gambar-gambar Santo Nikolas paling sering digunakan pada meterai dan cap kerajaan Bizantin dibandingkan dengan gambar Santo-Santa lainnya. Nama Nikolas pun selalu disebut dalam liturgi proskomidia (persiapan persembahan) ritus Bizantin. Nikolas juga paling sering dilukiskan oleh seniman-seniman Kristen pada karya-karyanya dibandingkan Santo-Santa lainnya, kecuali Bunda Maria.

Pada abad ke-10, Gereja Barat dan Gereja Timur mengakui dan menghormati Nikolas. Di kalangan Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak karena menurut legenda, Nikolas pernah menyelamatkan tiga orang anak gadis. Sedangkan di kalangan Gereja Timur, ia dihormati sebagai pelindung para pelaut karena pada masa hidupnya, Nikolas pernah muncul di hadapan para pelaut yang terjebak di tengah-tengah badai. Para pelaut itu pun berdoa mohon bantuannya, sehingga pada akhirnya, Nikolas membawa mereka ke pelabuhan dengan selamat. Berdasarkan tradisi Timur, para pelaut di laut Aegean dan Ionian memiliki “Bintang Santo Nikolas” dan menghormatinya dengan kata-kata pujian, “Semoga Santo Nikolas memegang kemudi kapalmu.”

 


Tradisi “Santa Klaus”

Kisah mengenai Nikolas menyelamatkan tiga orang anak gadis melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anak-anak. Hal ini pun membuat munculnya berbagai kebiasaan baik sekuler maupun Gerejani yang berhubungan dengan hal itu, misalnya di Jerman, Swiss, dan Belanda, ada seseorang yang menyamar sebagai laki-laki tua yang berpakaian sebagai uskup dan memberi hadiah kepada anak-anak atas nama Santo Nikolas pada waktu pesta Natal. Di Inggris, kebiasaan ini bahkan hampir selalu dijumpai setiap perayaan Natal. Banyak orang di Inggris baik yang beragama Kristen maupun yang non-Kristen melakukan kebiasaan ini dan mereka mengenalnya sebagai salah satu corak kebudayaan Kristiani. Sedangkan di Amerika, kebiasaan ini diperkenalkan oleh orang-orang Protestan Belanda yang menobatkan Santo Nikolas, Santo Katolik ini, sebagai seorang tokoh kakek tua dari kutub utara yang diberi nama “Santa Klaus” atau “Sinterklas” (Santo Nikolas = Sint Klaes = Santa Klaus = Sinterklas). Dewasa ini, banyak orang tua di Amerika yang menyamar sebagai “Sinterklas” dan memberikan hadiah kepada anaknya pada saat pesta Natal. Istilah “Sinterklas” sendiri pada akhirnya mempunyai arti seseorang dengan pakaian seperti uskup yang membagikan hadiah kepada anak-anak dan menguji pengetahuan agama mereka. Selain itu, “Sinterklas” juga membawa serta beberapa hamba hitam atau yang lebih terkenal dengan istilah “Piet Hitam” yang bertugas untuk menghukum anak nakal. Tradisi Piet hitam ini pun juga diambil berdasarkan kisah Nikolas mengubah beberapa setan hitam menjadi pelayannya dengan tanda salib, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

 

Akhir hidup

Setelah menjalani berbagai macam tantangan dan penderitaan di dalam hidup mengikuti Tuhan, Nikolas pada akhirnya meninggal dunia di Mira dan jenazahnya dimakamkan di Gereja katedral kota itu. Sebelum dimakamkan, jasad suci dari Nikolas diurapi dengan mur yang wangi bagaikan hidupnya yang harum dengan berbagai macam keutamaan. Sama seperti halnya mur yang dapat digunakan untuk mencegah pembusukan, demikian juga jenazah Nikolas diurapi oleh Tuhan sebagai sarana untuk penyembuhan. Hal ini merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Tuhan terhadap jenazah Nikolas sebagai tanda dari kesuciaannya yang semasa hidupnya selalu memuliakan Tuhan.

 

Relikui

Ketika kota Mira jatuh dalam kekuasaan orang-orang Muslim, beberapa kota di Italia melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan relikui Nikolas. Persaingan yang sengit untuk mendapatkan relikui ini terjadi antara Venice dan Bari. Pada akhirnya, Bari yang berhasil mendapatkan relikuinya. Relikui ini pun dipindahkan ke Bari, Italia oleh seorang yang beragama Muslim disertai pelindung-pelindungnya yang merupakan keturunan Yunani. Pada tanggal 9 Mei 1087, relikui Nikolas berhasil ditempatkan di Bari, meskipun dirasa bahwa Bari kurang sesuai untuk tempat penyimpanannya karena masih banyaknya pemukiman dan kelompok orang Yunani di kota itu yang dapat mencuri relikui tersebut. Oleh sebab itu, Paus Urbanus II mendirikan sebuah gedung Gereja baru sebagai tempat untuk menyimpan relikuinya. Ia pun juga berada di gedung Gereja ini pada waktu upacara pemberkatannya dan pada waktu penyimpanan relikui Nikolas tersebut.

 

Kesimpulan

Dalam kehidupannya, Santo Nikolas benar-benar melaksanakan perintah dan ketetapan Tuhan. Hal ini tampak dalam kasihnya kepada sesama, khususnya kepada orang-orang yang sedang mengalami masalah. Selain itu, kita juga dapat melihat keberanian Nikolas dalam memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran iman, meskipun pada akhirnya ia harus menanggung banyak penderitaan karenanya. Tak lupa untuk dikatakan bahwa Nikolas juga mempunyai suatu cara hidup yang suci dan saleh. Hal ini dapat dilihat melalui banyaknya mukjizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraan Nikolas sebagai tanda peneguhan bahwa Tuhan memang berkenan kepada cara hidupnya. Akhir kata, semoga artikel ini dapat membuat kita semakin bersemangat dalam menghayati dan melaksanakan pesan Injili dari Tuhan seperti yang telah diteladankan oleh Santo Nikolas dari Mira. (Sumber: Schneiders, Nicolaas Martinus, Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, 1999 dan Thurston, Herbert J. dan Donald Attwater, Butler’s Lives of the Saints, Texas, USA: Thomas More Publishing, 1996).

 

 

Sdr. Christopher Alex Budiman

Salah satu penulis di situs carmelia.net