Print
Hits: 8689

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

ROH KUDUS SUMBER RAHMAT DAN KARUNIA

Pentekosta adalah hari kelahiran Gereja. Pada hari Pentekosta itu Kuasa Roh Kudus turun atas para rasul, sehingga para rasul penuh dengan Roh Kudus kemudian pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Para rasul diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus. Mereka mewartakan Injil dengan berani dan mengadakan tanda-tanda serta mukjizat di hadapan orang banyak. Yesus mengutus para rasul dan para murid-Nya bukan dengan tangan kosong, melainkan Ia mengutus  Roh Kudus kepada mereka dan memberikan karunia-Nya. Roh Kudus menyertai perjalanan Gereja sepanjang masa, Ia menjiwai, menggerakkan, menghidupkan, menguduskan Gereja. Roh Kudus memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada setiap orang menurut kehendak-Nya yang berguna untuk pengudusan pribadi maupun demi pembangunan dan pelayanan seluruh Gereja.

ROH KUDUS PEMBIMBING JIWA-JIWA MEMBERIKAN KARUNIA NASEHAT UNTUK MEMBIMBING DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN KEPADA JALAN TUHAN:

Hidup manusia di dunia ini menghadapi banyak sekali masalah dan tantangan. Namun Allah Roh Kudus tidak pernah lalai memperhatikan kebutuhan umat-Nya. Roh Kudus selalu menyertai umat-Nya. Allah Roh Kudus memberikan karunia nasehat kepada kita, agar kita dapat memilih yang baik dan menolak yang jahat. Sebab kita membutuhkan kebijaksanaan dari Allah Roh Kudus sendiri untuk menyikapi situasi dunia yang seringkali menggoda kita untuk menjauh dari Allah.

Allah memberikan karunia nasehat kepada kita untuk membimbing diri sendiri dan juga membimbing orang lain kepada jalan Tuhan. Karunia nasehat ini membantu kita agar kita dapat lebih berhati-hati dalam tindak tanduk kita sehari hari, memungkinkan kita memilih apa yang berkenan kepada Allah, apa yang baik bagi kita, dan apa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Karunia nasehat ini disebut dalam Yesaya pasal 11:2-3,  Yesaya menyebutnya sebagai roh nasehat, yang berguna untuk membimbing diri sendiri dan untuk pengudusan pribadi.  Sedangkan  di dalam surat St. Paulus kepada jemaat di Roma dikatakan, “…Kalau karunia itu untuk menasehati baiklah kita menasehati …” (Rm. 12:8). Karunia ini diberikan untuk melayani sesama yang membutuhkan nasehat atau bimbingan dari kita.

KARUNIA NASEHAT UNTUK MEMBIMBING DIRI SENDIRI

Sesungguhnya hanya Tuhanlah yang merupakan pembimbing yang handal. Pembimbing kepada jalan keselamatan. Hanya Dia yang mampu menunjukkan semua bahaya yang menghadang, dan mampu memberikan jalan keluarnya. Tuhanlah yang menentukan setiap jiwa untuk dibimbing-Nya sampai kepada jalan kesucian. Pembimbing yang utama adalah Allah Roh Kudus sendiri, sedangkan manusia berusaha untuk mengenali karya itu di dalam dirinya. Orang yang diberi karunia nasehat ini, akan mengerti apakah sesuatu yang dihadapinya ini akan membawa dia kepada kesucian ataukah sebaliknya membawa kepada suatu kehancuran. Dia juga dapat membedakan apakah hal ini berasal dari Roh Kudus atau bukan.

Kita dipanggil Allah untuk menjadi kudus seperti yang dikatakan oleh Injil“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”, atau “Jadilah sempurna seperti Bapamu di surga sempurna adanya” (Mat 5:48). Untuk sampai kepada kekudusan ini dibutuhkan kepekaan, kerelaan, ketaatan dan kerjasama yang baik dari pihak kita terhadap rahmat Allah dan terhadap bimbingan Roh Kudus. Marilah kita lihat karya Roh Kudus dalam diri St. Theresia Lisieux, khususnya karunia nasehat yang membimbing hidup rohaninya.

KARUNIA NASEHAT (YES. 11:2-3) DALAM DIRI ST. THERESIA LISIEUX 

St. Theresia Lisieux, tidak pernah mempunyai pembimbing yang tetap. Theresia mengatakan : “Baru saja pater Pichon bersedia menjadi pembimbing saya, namun ia telah dipindahkan oleh pimpinannya ke Kanada”. Dalam hidup St. Theresia Lisieux Yesus sendirilah pembimbing  satu-satunya. Mengapa Tuhan membiarkan Theresia tanpa suatu bimbingan yang teratur dan khusus? Rupanya ini adalah penyelenggaraan ilahi. Allah memilih Theresia untuk mewakili jiwa-jiwa yang harus hidup di tengah-tengah dunia yang seringkali tidak mengenal seorang pembimbing rohani. Misalnya karena jumlah para imam dan para pelayan Tuhan hanya sedikit, sedangkan umat yang dilayani begitu banyak, akibatnya tidak semua orang mendapat cukup waktu dan perhatian dari gembalanya, atau karena umat tinggal di pelosok-pelosok atau daerah yang terpencil sehingga tidak memiliki pembimbing rohani yang tetap, dan lain lain. Orang-orang  itu mungkin harus berjuang seorang diri di tengah-tengah kesulitan hidup sehari-hari tanpa pembimbing, maka jiwa-jiwa itu tidak perlu putus asa, tetapi berpaling kepada pembimbing segala pembimbing yaitu Yesus sendiri.

Biarpun demikian, berbahagialah jiwa-jiwa yang mendapatkan pembimbing yang bijaksana. Betapa banyak jiwa yang akan mencapai kesucian yang tinggi bila sejak semula mereka mendapat bimbingan yang baik.

St. Theresia Lisieux mempunyai spiritualitas jalan kecil, yaitu menjadi seperti anak kecil yang tak mampu berbuat apa-apa dari dirinya sendiri. Maka ia mengharapkan segala sesuatu dari Allah atau mengandalkan Allah. Roh Kudus menunjukkan kepada Theresia apa yang harus dilakukannya untuk terus hidup di dalam rahmat Tuhan, tanpa kekuatiran, tetapi dalam suatu penyerahan yang total kepada Allah. Ia mengungkapkan,

…Pada masa itu saya tidak berani mengungkapkan perasaan-perasaan hatiku. Jalan yang kutempuh begitu lurus, begitu terang sehingga saya merasa tidak membutuhkan seorang pembimbing lain kecuali Yesus sendiri. Saya membandingkan para pembimbing rohani sebagai cermin-cermin rohani yang baik, yang memantulkan Tuhan dalam jiwa-jiwa. Dan saya berpikir bahwa dalam diri saya Allah tidak memakai perantara tetapi langsung Ia berkarya dalam diriku. Ketika saya masuk dalam Karmel, Tuhan yang ada di dalam batinku menerangi segala-galanya. Yesus tidak membutuhkan buku-buku atau guru untuk mengajar jiwa-jiwa. Dia adalah Guru segala guru, mengajar tanpa kata-kata. Saya tidak pernah mendengar Dia berbicara, tapi saya merasa bahwa Ia ada dalam diri saya. Setiap saat Dia membimbing dan mengilhami saya. Justru pada saat-saat yang saya butuhkan, saya melihat terang yang jelas, yang tidak pernah terpikirkan sampai saat itu. Terang itu tidak diberikan kepadaku dalam saat-saat doa, tetapi di tengah-tengah segala kesibukkan sehari-hari”

Jadi karunia nasehat telah membimbing Theresia dalam hidupnya, keinginan Theresia hanyalah mau melakukan kehendak Allah dan menyenangkan hati-Nya. Roh  Kudus telah membimbing jiwanya melalui Karunia nasehat. Theresia sangat peka akan bimbingan Roh Kudus, ia rela, taat, dan bekerjasama dengan rahmat Allah.  Karunia nasehat telah membimbing Theresia dalam langkah-langkahnya yang paling kecil sekalipun, dan membawa dia ke puncak kesucian yang tinggi. Ia telah menempuh jalan kanak-kanak ilahi, jalan cintakasih, kepercayaan dan pasrah kepada Allah.

Dalam kehidupan rohaninya, St. Theresia Lisieux kadang-kadang juga terdorong untuk mencari bimbingan dari orang lain. Ia tidak terlalu mempercayai pikirannya sendiri, karena itu ia mau hidup dalam iman, kepercayaan dan ketaatan kepada para pembimbingnya. Dalam biara ia meminta bimbingan kepada pimpinannya dan dia melakukan dengan kerendahan hati yang besar, khususnya pada saat-saat yang sulit. Theresia sadar bahwa Tuhan selalu membimbingnya secara langsung, tetapi dia juga membutuhkan orang lain.

KARUNIA UNTUK MENASEHATI DAN  MEMBIMBING ORANG LAIN

Sebagai anggota Gereja kita juga dipanggil untuk menjadi saluran kasih Allah dan saluran keselamatan-Nya. Allah seringkali mau memakai kita untuk membimbing orang lain kepada jalan Tuhan. Allah mau memakai hati kita, telinga kita, untuk mendengarkan keluhan umat-Nya yang menderita dan berbeban berat.  Tuhan memilih diantara kita orang-orang untuk menjadi pelayan-pelayan-Nya dalam suatu karya pastoral konseling dan bimbingan rohani dan untuk membantu umat-Nya dalam menghadapi berbagai persoalan yang seringkali rumit dan sulit. Melalui karya pastoral konseling dan bimbingan rohani itu diharapkan para pelayan Tuhan dapat membawa umat-Nya kepada perjumpaan dengan Allah yang memperkuat iman, harapan dan kasih serta menemukan jalan yang menuju kekudusan dan keselamatan-Nya.

Setiap jiwa yang mengambil bagian dalam wewenang Kristus terhadap jiwa-jiwa betapapun kecilnya membutuhkan karunia nasehat ini.

Misalnya: Karunia untuk menasehati ini membantu seorang ibu rumah tangga yang harus membentuk keluarganya.  Ia bertugas membentuk anak-anaknya agar menjadi serupa dengan Kristus. Para guru, dosen dan para pendidik membutuhkan karunia nasehat untuk menuntun anak-anak didiknya sesuai dengan rencana Allah.  Karunia ini juga menolong para imam, biarawan-biarawati, rasul awam,  untuk menerangi mereka di jalan panggilan dan juga dalam tugas-tugas mereka dalam karya pastoral serta membimbing orang lain. Karunia ini juga mendampingi Paus, para Uskup, para pemimpin religius dalam membimbing dan mengatur Gereja.

KARUNIA MENASEHATI (RM.12:8) DALAM KARYA PASTORAL KONSELING DAN BIMBINGAN ROHANI PASTOR DARI ARS (ST. YOHANES MARIA VIANNEY)

Pastor dari Ars, atau Pastor Yohanes Maria Vianey adalah seorang imam diosesan yang sederhana. Ia tidak pandai, sewaktu menempuh pendidikan untuk menjadi seorang imam, nilai-nilainya tidak memenuhi syarat. Namun karena kesalehannya ia ditahbiskan menjadi imam. Setelah ditahbiskan menjadi imam, Pastor dari Ars ini ditempatkan di suatu Gereja yang sudah rusak, suatu paroki yang sepi, terpencil, umatnya sederhana, dengan suatu pertimbangan supaya ia tidak menghadapi persoalan umat yang rumit atau sulit, sehingga ia bisa menyesatkan umatnya.

Namun dalam kenyataannya, Pastor dari Ars ini banyak menghadapi umat dengan problem-problem yang sulit dipecahkan. Namun dengan penerangan Roh Kudus, Pastor Yohanes Maria Vianney ini dapat memberikan nasehat yang tepat untuk umat yang dibimbingnya. Banyak umat yang dilayani begitu tersentuh dengan nasehat-nasehat dan bimbingannya. Maka banyak orang berbondong-bondong untuk mencari bimbingan kepadanya. Untuk konsultasi dan mengaku dosa. Banyak umat dipertobatkan dan ditolong dalam problem-problemnya sehingga menemukan jalan terang di dalam Tuhan. Ars, daerah sepi dan terpencil, lama kelamaan menjadi terkenal, karena semakin banyak orang datang ke sana untuk bertemu Pastor Yohanes Maria Vianney, dan di sana mereka dapat mengalami kasih Allah melalui imam yang sederhana ini.

Pastor Yohanes Maria Vianney ini seringkali hanya memberikan sepatah kata, atau kalimat-kalimat singkat dan sederhana saja untuk memecahkan masalah. Ia mendapat terang dari Roh Kudus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi umatnya. Sebagai imam ia penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan. Ia tidak mengatakan apa-apa dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah. Ia adalah seorang yang mempunyai jawaban yang tepat (penasehat yang ulung). Pastor dari Ars ini mempunyai karunia membeda-bedakan roh yang diterimanya dari Roh Kudus. Ia menjadi pembimbing rohani umat yang berkarisma, bukan dari kemampuan kodratinya, bukan dari pendidikannya, bukan dari hasil belajar dan penalarannya sendiri, tetapi dari Roh Kudus. Dalam diri Pastor dari ars ini Allah memberikan karunia nasehat atau penyemangatan, yang memampukan ia menjadi saluran kasih Allah dan membantu orang lain melalui kata-kata dan nasehatnya. Orang-orang yang berkonsultasi dan minta bimbingan rohani kepada Pastor Ars mendapatkan kekuatan dan jalan keluar dari segala masalah yang dihadapinya.

Ia seorang imam yang sederhana dan kudus, kepandaiannya tidak mencukupi untuk menjadi imam, namun ia mempunyai kunci untuk membuka rahasia hati orang, ia berbicara sesuai dengan suara hatinya yang diterangi oleh Roh Kudus. Ia menunjukkan jalan-jalan yang benar dan membuka kedok-kedok si jahat yang berkarya dalam hati orang.  Seringkali ia mengetahui hal-hal yang tidak dilakukan, bahkan yang belum terjadi. Di mimbar ia berkotbah dengan tegas, blak-blakan dan menyentuh hati umat, namun di kamar pengakuan ia penuh pengertian dan kelembutan sehingga mempunyai daya yang luar biasa untuk mentobatkan orang. Seluruh jiwa raganya diabdikan untuk kepentingan umat paroki, kadang-kadang ia menghabiskan waktunya sampai 18 jam sehari untuk mendengarkan pengakuan. Di samping penyembuhan batin dan rohani, banyak pula penyembuhan jasmani terjadi berkat perantaraannya. Selain mendengarkan masalah umat dalam konseling, menasehati, ia juga mendoakan umat yang dilayaninya.

Di antara orang-orang yang berjejal akan mengaku dosa kepada Pastor Yohanes Maria Vianney ini ada seorang suster bernama Dosithee berusia 25 tahun. Ia mengidap penyakit paru-paru yang sudah parah.Dan menurut keputusan dokter, ia tidak akan sembuh lagi dan pasti akan meninggal.  Sebelum sampai gilirannya akan mengaku dosa, ia dipanggil oleh Pastor Vianney supaya datang lebih dahulu untuk mengaku dosa. Ia bertanya, “ Kenapa suster mau sembuh ?” , Suster itu mengatakan sebab-sebabnya. Kemudian Sr. Dosithee disuruh pergi ke kapel St. Philomena, untuk meminta kesembuhan di sana, sementara Pastor Vianney mendoakan suster itu. Suster Dosithee pergi berdoa di kapel, segera setelah itu badannya sudah sembuh kembali. Semenjak keajaiban itu, Suster Dosithee masih hidup sampai usia 89 tahun.

Sungguh indah apa yang dikerjakan Tuhan di dalam diri Pastor dari Ars ini, Ia memilih orang yang lemah, tidak pandai, dan yang sederhana untuk menyatakan kasih-Nya kepada dunia. Seperti dikatakan dalam surat St. Paulus kepada jemaat di Korintus :“Ingat saja saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu ketika kamu dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih oleh Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah”. (1 Kor. 1:26-29).

PENUTUP

Para saudara yang terkasih marilah kita berdoa kepada Allah Roh Kudus, agar Ia memberikan karunia nasehat kepada kita, agar kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, dan hidup untuk menyenangkan hati-Nya. Kita juga berdoa agar Tuhan memberikan rahmat-Nya agar kita juga dengan rela mau menjadi saluran kasih dan keselamatan-Nya, sehingga melalui karunia untuk menasehati kita dapat membimbing sesama kita kepada Allah. Semakin kita dibutuhkan oleh sesama kita, semakin kita membutuhkan Allah sendiri. Maka kita harus semakin bersatu dengan Allah, agar karunia-karunia Roh Kudus dapat semakin tumbuh dan berkembang dalam diri kita, sehingga melalui kita Allah semakin dikenal, dicintai, dan dimuliakan oleh umat-Nya.