User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

Article Index

 

5. Seorang pelayan yang baik haruslah selalu berusaha mencari kehendak Allah

Ia harus selalu memurnikan motivasinya agar motivasi pelayanannya adalah melulu untuk menuruti kehendak Allah. Banyak contoh kejatuhan pelayan Tuhan karena motivasi yang bergeser dari pelaksanaan kehendak Allah. Motivasi yang tidak benar misalnya: uang, gengsi, nama baik, dan lain-lain. Banyak juga orang yang pada awalnya mulai melakukan pelayanan dengan baik dan tulus namun berakhir dengan kehancuran karena motivasinya lama-kelamaan diselewengkan oleh si jahat. Untuk menghindarkan penyelewengan-penyelewengan, sebaiknya pelayan melayani dalam suatu tim/kelompok secara bersama-sama.

 

6. Seorang pelayan yang baik haruslah mempunyai kelepasan pada buah-buah karyanya

Kita tidak boleh mengikat atau membuat orang-orang yang kita layani tergantung pada kita. Kita tidak perlu sakit hati apabila orang yang kita layani suatu saat berkonsultasi pada orang lain. Jika kita tidak mengikat orang lain pada kita, justru kita akan mempunyai banyak sahabat. Kita harus meneladan sikap Yohanes Pembaptis ketika banyak pengikutnya meninggalkannya dan datang kepada Yesus. Yohanes berkata, “Yang mempunyai mempelai wanita adalah mempelai laki-laki.” Juga apabila kita telah selesai melakukan suatu pelayanan, sebaiknya kita berkat, “Aku ini hanyalah hamba yang tidak berguna yang melakukan apa yang harus aku lakukan.”

 

7. Seorang pelayan yang baik haruslah rendah hati

Sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan adalah kerendahan hati. Orang yang rendah hati menyadari bahwa ia tergantung sepenuhnya pada Allah. Oleh karena itulah, kerendahan hati memberi suatu kekuatan yang besar karena orang menyadari bahwa segala-galanya berasal dari Allah, sebagaimana Paulus berkata, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Orang yang rendah hati merasa tidak memiliki apa-apa, sehingga ia berani melangkah tanpa khawatir akan kehilangan sesuatu. Sebaliknya, orang yang sombong mengkhawatirkan gengsinya, takut kehilangan harga diri, takut salah/gagal, takut disepelekan orang lain, dan lain-lain.

 

d. Dasar Pelayanan

Kita perlu meletakkan dasar yang benar dan kokoh dalam pelayanan kita. Seandainya kita ini dipanggil untuk menyirami tanam-tanaman di ladang Tuhan, kita harus menggali sumur yang airnya tidak akan habis. Jika kita hanya mengandalkan cadangan/simpanan air kita saja, dengan segera kita akan kehabisan air dan tidak dapat lagi menyiram. Demikianlah dalam pelayanan, kita harus menggali dan sumber utama kita, yaitu Kristus. Semakin kita dipanggil dalam pelayanan, semakin kita harus menggali dan memperdalam hubungan kita dengan Kristus. Pelayanan kita menjadi kering apabila tidak bersumber pada Kristus. Jikalau kita tidak menggali dan memperdalam hubungan pribadi kita dengan Kristus, kita tidak akan dapat turut menghantar orang lain pada perjumpaan dengan Yesus.

Kasih kepada Kristus, yang mendasari pelayanan kita, juga harus makin mendalam. Kalau pertama-tama kita mau melayani karena takut, sekarang berkembang menjadi karena terdorong oleh rasa syukur, dan selanjutnya hubungan kasih kita dengan Kristus haruslah menjadi seperti suatu hubungan kasih antara laki-laki dan wanita yang saling membutuhkan, sehingga Kristus betul-betul menguasai hidup kita dan kita tidak bisa hidup tanpa Kristus. Hubungan yang mendalam inilah yang menjiwai segala-galanya dan inilah dasar yang kuat dan benar dalam pelayanan kita.

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting