User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

Article Index


Pembaptisan dalam Roh dan Peran Baptisan Air (Sakramen Baptis)

Penelitian yang paling cermat mengenai hal mi adalah penelitian oleh J.D.G. Dunn. Ia membaginya menjadi dua bagian:

  1. Pembaptisan dalam Roh merupakan elemen utama bagi seseorang yang baru bertobat agar ia dapat memasuki suatu hidup Kristen, sehingga orang tersebut disebut Kristen.
  2. Pembaptisan Air berbeda dengan Pembaptisan Roh. Baptisan Air merupakan tanda pertobatan dan pernyataan iman seseorang untuk percaya kepada Kristus, yang merupakan bagian dan manusia baru dan juga yang merupakan tanda bahwa Gereja menerima anggota baru dalam tubuhnya - dalam tesis Dunn.

 

Mengapa demikian? Marilah kita bandingkan hal in dengan Rm.8:9: “Jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, orang tersebut bukan milik Kristus.” Oleh karena itu, tidaklah mungkin bila ada seseorang menjadi milik Kristus, tetapi tidak memiliki Roh Kristus. Dengan tegas Paulus menyingkirkan kemungkinan adanya orang yang bukan Kristen, tetapi memiliki Roh Kristus, atau sebaliknya, orang Kristen yang tidak memiliki Roh Kristus. Hanya mereka yang menerima Kristus dan dijiwai oleh Roh Kristus saja yang disebut Kristen.

Dalam suratnya yang lain Paulus menyatakan bahwa pembaptisan Roh adalah permulaan hidup Kristen, “Barangsiapa yang disatukan dengan Tuhan akan menjadi satu Roh dengan-Nya” (1 Kor.6:17). Kemudian, “Dengan cara apakah engkau menerima Roh? Apakah melalui taurat atau melalui iman dan apa yang kamu dengar? ... Setelah memulainya dalam Roh...” (Gal. 3:2). Dan khususnya lagi dalam

1 Kor.12:13, “Dalam satu Roh, kita semua... dibaptis menjadi satu tubuh, dan semuanya meminum dan satu Roh.” Maka jelaslah bahwa dengan ayat-ayat ini sangat tidak mungkmnlah membuktikan seseorang dapat menjadi pengikut Kristus di satu pthak dan menerima karunia Roh di lain pihak. Tulisan-tulisan Paulus yang lainnya juga mendukung hal ini.

Dalam Titus 3:5dst dan Injil Yohanes 3:5 dinyatakan hubungan yang sangat erat antara baptisan air dengan baptisan Roh sehingga keduanya harus diterimakan diperbarui oleh Roh dan dilahirkan kembali dalam Roh menandakan bahwa seseorang diperbarui dan dilahirkan kembali. Namun Dunn menganggap Sakramen Baptis sebagai tidak lebih dan suatu tanda saja dan bukan merupakan unsur pokok dalam misiasi hidup Kristiani dengan alasan-alasan sebagai berikut:

  1. Perbedaan yang terdapat dalam Injil Markus 1:8 antara baptisan air dan baptisan Roh secara tidak langsung menyatakan bahwa inisiasi Kristen pada dasarnya dipersiapkan untuk baptisan mesianik dalam roh sehingga seseorang dapat memasuki masa mesianik. Ini karena kata, “...segeralah Roh Kudus,” tidak menekankan adanya hubungan antara baptisan Yohanes dengan turunnya Roh Kudus sebab Markus dalam menulis Injilnya tidak terlalu mempermasalahkan baptisan Yohanes atas diri Yesus dan kata asli dari “segeralah” hanya merupakan gaya bahasanya saja. Memang ia tidak menyangkal bahwa baptisan Yohanes atas diri Yesus di Sungai Yordan sebagai prototipe baptisan Kristen, tetapi ia menyangkal bahwa karena baptisan Yohanes tersebut Roh Kudus turun. Yohanes dalam Injilnya tidak menceritakan secara mendetail kejadian Yesus dibaptis, hanya disinggungnya pada kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus kepada murid-muridnya (disebutkan dua kali) — Yoh. 1:29-34. Lukas juga tidak menceritakan saat pembaptisan tersebut. Ia hanya menyebutkan bahwa ketika Yesus sedang berdoa, turunlah Roh Kudus (diasumsikan bahwa pembaptisan sudah terjadi). Matius dalam Injilnya malahan menceritakan ketika Yohanes melihat Yesus, ia sendirilah yang meminta supaya Yesus membaptisnya. Jadi, jika kita melihat alasan-alasan ini, akan jelaslah bagi kita bahwa baptisan Yohanes tidak ada hubungannya dengan turunnya Roh Kudus saat Yesus dibaptis.
  2. Baptisan Roh yang dialami oleh 120 orang murid Yesus dan baptisan yang terjadi pada Kornelius dan keluarganya membuktikan bahwa baptisan air tidak ada hubungannya dengan turunnya Roh Kudus. Alasannya, karena baptisan Roh yang dialami oleh 120 orang murid Yesus menyatakan bahwa baptisan Yohanes menjadi lengkap setelah menerima Roh - sebagaimana halnya dengan Yesus - sehingga baptisan air hanya merupakan lanjutan saja dan baptisan Yohanes. Sedangkan dalam kasus Kornelius, Roh Kudus turun atas dia dan keluarga serta kenalannya ketika Petrus sedang berbicara kepada mereka, meskipun mereka belum menerima baptisan Yohanes (baptisan air).
  3. Kata baptizein tidak mempunyai konotasi baptisan air. Tetapi hanya makna kiasan saja. Lagipula dalam 1 Kor. 12:13 tidak dijelaskan sama sekali mengenai baptisan air, juga dalam Tit.3:5dst.

 

Memang dalam tesisnya, Dunn banyak protes akan afikaksi (kemujaraban/ daya) dan Sakramen Baptis. Tapi ia akan ketemu batunya bila membaca Rm.6:4: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian (inisiasi kristiani — Sakramen Baptis), supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dan antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru,” Yoh.3:5, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dan air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah,” dan Santo Petrus dalam membandingkan pembaptisan air ini dengan peristiwa air bah pada zaman Nabi Nuh mengatakan, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan (1 Ptr.3:21). Lagipula dalam tesisnya, Dunn tidak mengambil referensi dan teologi sakramental Katolik zaman sekarang.

Lalu kita dapat bertanya, “Bagaimanakah dengan Sakramen Baptis dewasa mi? Mengapa orang tidak lagi mengalami kuasa Roh Kudus seperti jemaat zaman Gereja awali setelah mereka menerima sakramen tersebut? Mengapa Sakramen Baptis sekarang ini nampak hanya merupakan tanda saja? Dan apakah pembaptisan Roh merupakan “rahmat kedua” dalam hidup kristiani?

 

www.carmelia.net © 2008
Supported by Mediahostnet web hosting